Minggu, 19 April 2015

PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

Telekomunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan jarak jauh dilihat dari kata “tele” yang berarti jauh dan “komunikasi” yang berarti proses pertukaran informasi.  Telekomunikasi harus didukung oleh teknologi yang memungkinkan antara saru individu dengan individu lain tanpa mempedulikan letak geografis. Dalam perkembangannya, teknologi telekomunikasi mulai menjadi hal yang sangat penting, karena teknologi ini meningkatkan keefektifan manusia untuk berhubungan dalam jarak yang sangat jauh sekalipun. Sampai sekarang, kebutuhan manusia akan teknologi ini masih sangat tinggi. Dulu, hanya orang-orang dewasa yang membutuhkannya untuk menjalankan bisnis, pekerjaan ataupun menghubungi kerabatnya yang tinggal jauh dari mereka. Sekarang, bahkan remaja dang anak kecilpun membutuhkan teknologi ini. Para remaja menggunakannya untuk keperluan sekolah dan menghubungi teman-temannya sedangkan anak kecil biasa menggunakannya untuk berhubungan dengan orang tuanya yang sedang dinas di luar kota.

Dari waktu ke waktu, perkembangan teknologi telekomunikasi semakin berkembang. Awalnya teknologi komunikasi hanya memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu arah, dalam komunikasi ini, sangat sulit untuk mendapatkan feedback. Sekarang di jaman yang sudah modern ini, kita bahkan sudah bisa menatap orang yang sedang kita ajak bicara dan mendapatkan feedback dengan cepat seperti saat kita berkomunikasi secara langsung tanpa menggunakan media apapun.

Adapun perkembangan Telekomunikasi di Indonesia dengan kemunculan berbagai provider yang sekarang sangat terkenal adalah sebagai berikut :


“1984: Teknologi Seluler diperkenalkan di Indonesia“

Teknologi komunikasi seluler mulai diperkenakan pertama kali di Indonesia. Pada saat itu, Ketika itu, PT Telkom Indonesia bersama dengan PT Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan mengusung teknologi NMT -450 (yang menggunakan frekuensi 450 MHz) melalui pola bagi hasil. Telkom mendapat 30% sedangkan Rajasa 70%.

“1985-1992: Penggunaan teknologi seluler berbasis analog Generasi 1 (1G)”

Pada tahun 1985, teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System, mempergunakan frekuensi 800 MHz, merupakan cikal bakal CDMA saat ini) dengan sistem analog mulai diperkenalkan, di samping teknologi NMT-470, modifikasi NMT-450 (berjalan pada frekuensi 470 MHz, khusus untuk Indonesia) dioperasikan PT Rajasa Hazanah Perkasa. Teknologi AMPS ditangani oleh empat operator: PT Elektrindo Nusantara, PT Centralindo Panca Sakti, dan PT Telekomindo Prima Bakti, serta PT Telkom Indonesia sendiri. Regulasi yang berlaku saat itu mengharuskan para penyelenggara layanan telepon dasar bermitra dengan PT Telkom Indonesia.

Pada saat itu, telepon seluler yang beredar di Indonesia masih belum bisa dimasukkan ke dalam saku karena ukurannya yang besar dan berat, rata-rata 430 gram atau hampir setengah kilogram. Harganya pun masih mahal, sekitar Rp10 jutaan.

Pada tahun 1967, PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat, sekarang PT. Indosat Tbk) didirikan sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA), dan baru memulai usahanya pada 1969 dalam bidang layanan telekomunikasi antarnegara. Pada 1980, Indosat resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara.



“1993: Awal pengembangan GSM”

Pada Oktober 1993, PT Telkom Indonesia memulai pilot-project pengembangan teknologi generasi kedua (2G), GSM], di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan penggunaan teknologi AMPS atau beralih ke GSM yang menggunakan frekuensi 900 MHz. Akhirnya, Menristek saat itu, BJ Habibie, memutuskan untuk menggunakan teknologi GSM pada sistem telekomunikasi digital Indonesia.

Pada waktu itu dibangun 3 BTS (Base Transceiver Station), yaitu satu di Batam dan dua di Bintan. Persis pada 31 Desember 1993, pilot-project tersebut sudah on-air. Daerah Batam dipilih sebagai lokasi dengan beberapa alasan: Batam adalah daerah yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, termasuk warga Singapura. Jarak yang cukup dekat membuat sinyal seluler dari negara itu bisa ditangkap pula di Batam. Alhasil, warga Singapura yang berada di Batam bisa berkomunikasi dengan murah meriah, lintas negara tapi seperti menggunakan telepon lokal. Jadi pilot-project ini juga dimaksudkan untuk menutup sinyal dari Singapura sekaligus memberikan layanan komunikasi pada masyarakat Batam.

“1994: Kemunculan operator GSM pertama”
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia, melalui Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. PM108/2/MPPT-93, dengan awal pemilik saham adalah PT Telkom Indonesia, PT Indosat, dan PT Bimagraha Telekomindo, dengan wilayah cakupan layanan meliputi Jakarta dan sekitarnya. Pada periode ini, teknologi NMT dan AMPS mulai ditinggalkan, ditandai dengan tren melonjaknya jumlah pelanggan GSM di Indonesia. Beberapa faktor penyebab lonjakan tersebut antara lain, karena GSM menggunakan Kartu SIM yang memungkinkan pelanggan untuk berganti handset tanpa mengganti nomor. Selain itu, ukuran handset juga sudah lebih baik, tak lagi sebesar 'pemukul kasti'.

“1995: Kemunculan telepon rumah nirkabel”

Penggunaan teknologi GMH 2000/ETDMA diperkenalkan oleh Ratelindo. Layanan yang diberikan oleh Ratelindo berupa layanan Fixed-Cellular Network Operator, yaitu telepon rumah nirkabel. Pada tahun yang sama, kesuksesan pilot-project di Batam dan Bintan membuat pemerintah memperluas daerah layanan GSM ke provinsi-provinsi lain di Sumatera. Untuk memfasilitasi hal itu, pada 26 Mei 1995 didirikan sebuah perusahaan telekomunikasi bernama Telkomsel, sebagai operator GSM nasional kedua di Indonesia, dengan kepemilikan bersama Satelindo.

“1996: Awal perkembangan layanan GSM”

Pada akhir tahun 1996, PT Excelcomindo Pratama (Excelcom, sekarang XL Axiata) yang berbasis GSM muncul sebagai operator seluler nasional ketiga. Telkomsel yang sebelumnya telah sukses merambah Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar dengan produk Kartu Halo, mulai melakukan ekspansi ke Jakarta. Pemerintah juga mulai turut mendukung bisnis seluler dengan dihapuskannya bea masuk telepon seluler. Alhasil, harga telepon seluler dapat ditekan hingga Rp1 juta. Pada 29 Desember 1996, Maluku tercatat menjadi provinsi ke-27 yang dilayani Telkomsel. Pada tahun yang sama, Satelindo meluncurkan satelit Palapa C2, dan langsung beroperasi pada tahun itu juga.

“1997-1999: Telekomunikasi seluler pada masa krisis moneter”

Pada tahun 1997, Pemerintah bersiap memberikan 10 lisensi regional untuk 10 operator baru yang berbasis GSM 1800 atau PHS (Personal Handy-phone System. Keduanya adalah sama seperti GSM biasa, namun menggunakan frekuensi 1800 MHz). Namun, krisis moneter 1998 membuat rencana itu batal.

Pada tahun yang sama, Telkomsel memperkenalkan produk prabayar pertama yang diberi nama Simpati, sebagai alternatif Kartu Halo. Lalu Excelcom meluncurkan Pro-XL sebagai jawaban atas tantangan dari para kompetitornya, dengan layanan unggulan roaming pada tahun 1998. Pada tahun tersebut, Satelindo tak mau ketinggalan dengan meluncurkan produk Mentari, dengan keunggulan perhitungan tarif per detik.

Walaupun pada periode 1997-1999 ini Indonesia masih mengalami guncangan hebat akibat krisis ekonomi dan krisis moneter, minat masyarakat tidak berubah untuk menikmati layanan seluler. Produk Mentari yang diluncurkan Satelindo pun mampu dengan cepat meraih 10.000 pelanggan. Padahal, harga kartu perdana saat itu termasuk tinggi, mencapai di atas Rp100 ribu dan terus naik pada tahun berikutnya. Hingga akhir 1999, jumlah pelanggan seluler di Indonesia telah mencapai 2,5 juta pelanggan, yang sebagian besar merupakan pelanggan layanan prabayar.

“2000-2002: Deregulasi dan kemunculan operator CDMA”

Telkomsel dan Indosat memperoleh lisensi sebagai operator GSM 1800 nasional sesuai amanat Undang-Undang Telekomunikasi No. 36/1999. Layanan seluler kedua BUMN itu direncanakan akan beroperasi secara bersamaan pada 1 Agustus 2001. Pada tahun yang sama, layanan pesan singkat (Inggris: Short Message Service/SMS) mulai diperkenalkan, dan langsung menjadi primadona layanan seluler saat itu.

Pada tahun 2001, Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (Indosat-M3), yang kemudian menjadi pelopor layanan GPRS (General Packet Radio Service) dan MMS (Multimedia Messaging Service) di Indonesia. Pada 8 Oktober 2002, Telkomsel menjadi operator kedua yang menyajikan layanan tersebut.

Masih pada tahun 2001, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. PT Telkom Indonesia pun tak lagi memonopoli telekomunikasi, ditandai dengan dilepasnya saham Satelindo pada Indosat. Pada akhir 2002, Pemerintah Indonesia juga melepas 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (SingTel). Kebijakan ini menimbulkan kontroversi, yang pada akhirnya membuat Pemerintah terus berupaya melakukan aksi beli-kembali/buyback.

Pada Desember 2002, Flexi hadir sebagai operator CDMA pertama di Indonesia, di bawah pengawasan PT Telkom Indonesia, menggunakan frekuensi 1.900 MHz dengan lisensi FWA (Fixed Wireless Access). Artinya, sistem penomoran untuk tiap pelanggan menggunakan kode area menurut kota asalnya, seperti yang dipergunakan oleh telepon berbasis sambungan tetap dengan kabel milik Telkom.

“2003-2004: Kemunculan operator 3G pertama”

Satelindo meluncurkan layanan GPRS dan MMS pada awal 2003, dan menjadi operator seluler Indonesia ketiga yang meluncurkan layanan tersebut.

Melalui Keputusan Dirjen Postel No. 253/Dirjen/2003 tanggal 8 Oktober 2003, pemerintah akhirnya memberikan lisensi kepada PT Cyber Access Communication (sekarang PT Hutchison Charoen Pokphand Telecom) sebagai operator seluler 3G pertama di Indonesia melalui proses tender, menyisihkan 11 peserta lainnya. CAC memperoleh lisensi pada jaringan UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) atau juga disebut dengan W-CDMA (Wideband-Code Division Multiple Access) pada frekuensi 1.900 MHz sebesar 15 MHz.

Pada November 2003, Indosat mengakuisisi Satelindo, Indosat-M3, dan Bimagraha Telekomindo. Pada akhirnya, ketiganya dilebur ke dalam PT Indosat Tbk. Maka sejak saat itu, ketiganya hanya menjadi anak perusahaan Indosat.

Di bulan yang sama, PT Radio dan Telepon Indonesia (Ratelindo) berubah nama menjadi PT Bakrie Telecom dan meluncurkan produk esia sebagai operator CDMA kedua berbasis FWA, yang kemudian diikuti dengan kehadiran Fren sebagai merek dagang PT Mobile-8 Telecom pada Desember 2003, namun dengan lisensi CDMA berjelajah nasional, seperti umumnya operator seluler berbasis GSM. PT Indosat Tbk menyusul kemudian dengan StarOne pada bulan Mei 2004, juga dengan lisensi CDMA FWA.

Pada Februari 2004, Telkomsel meluncurkan layanan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution), dan menjadikannya sebagai operator EDGE pertama di Indonesia. EDGE sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 126 kbps (kilobit per detik) dan menjadi teknologi dengan transmisi data paling cepat yang beroperasi di Indonesia saat itu. Bahkan menurut GSM World Association, EDGE dapat menembus kecepatan hingga 473,8 kilobit/detik.

Sejak April 2004, para operator seluler di Indonesia akhirnya sepakat melayani layanan MMS antar-operator. Pada akhir tahun 2004, jumlah pelanggan seluler sudah menembus kurang lebih 30 juta. Melihat perkembangan yang begitu pesat, di prediksi pada tahun 2005 jumlah pelanggan seluler di Indonesia akan mencapai 40 juta.

Pada Mei 2004, PT Mandara Seluler Indonesia meluncurkan produk seluler Neon di Lampung pada jaringan CDMA 450 MHz. Namun Neon tak bisa berkembang akibat kalah bersaing dengan operator telekomunikasi lainnya, sampai akhirnya diambil alih oleh Sampoerna kemudian mengubah namanya menjadi Sampoerna Telekomunikasi Indonesia pada 2005, dan menjadi cikal bakal Ceria.

Pada tanggal 17 September 2004, PT Natrindo Telepon Seluler (Lippo Telecom, sekarang PT Axis Telekom Indonesia) memperoleh lisensi layanan 3G kedua di Indonesia. Perusahaan ini memperoleh alokasi frekuensi sebesar 10 MHz.

“2005-2008: Era reformasi Pertelekomunikasian Indonesia”

Pada Mei 2005, Telkomsel berhasil melakukan ujicoba jaringan 3G di Jakarta dengan menggunakan teknologi Motorola dan Siemens, sedangkan CAC baru melaksanakan ujicoba jaringan 3G pada bulan berikutnya. CAC melakukan ujicoba layanan Telepon video, akses internet kecepatan tinggi, dan menonton siaran MetroTV via ponsel Sony Ericsson Z800i. Setelah melalui proses tender, akhirnya tiga operator telepon seluler ditetapkan sebagai pemenang untuk memperoleh lisensi layanan 3G, yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Excelcomindo Pratama (XL), dan PT Indosat Tbk (Indosat) pada tanggal 8 Februari 2006. Dan pada akhir tahun yang sama, ketiganya meluncurkan layanan 3G secara komersial.

Pada Agustus 2006, Indosat meluncurkan StarOne dengan jaringan CDMA2000 1x EV-DO di Balikpapan. Pada saat yang sama, Bakrie Telecom memperkenalkan layanan ini pada penyelenggarakan kuliah jarak jauh antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan California Institute for Telecommunication and Information (Calit2) di San Diego State University (UCSD) California.

Pemerintah melalui Depkominfo mengeluarkan Permenkominfo No. 01/2006 tanggal 13 Januari 2007 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 2.1 GHz Untuk Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler IMT-2000, menyebutkan bahwa penyelenggaraan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas hanya dapat beroperasi di pita frekuensi radio 1.900 MHz sampai dengan 31 Desember 2007. Jaringan pada frekuensi tersebut kelak hanya diperuntukan untuk jaringan 3G. Operator dilarang membangun dan mengembangkan jaringan pada pita frekuensi radio tersebut.

Maka, berdasarkan keputusan tersebut, para operator seluler CDMA berbasis FWA yang menghuni frekuensi 1.900 MHz harus segera bermigrasi ke frekuensi 800 MHz. Saat itu ada dua operator yang menghuni frekuensi CDMA 1.900 MHz, yaitu Flexi dan StarOne. Akhirnya, Telkom bekerjasama dengan Mobile-8 dalam menyelenggarakan layanan Fren dan Flexi, sedangkan Indosat dengan produk StarOne bekerja sama dengan Esia milik Bakrie Telecom.

Jumlah pengguna layanan seluler di Indonesia mulai mengalami ledakan. Jumlah pelanggan layanan seluler dari tiga operator terbesar (Telkomsel, Indosat, dan Excelcom) saja sudah menembus 38 juta. Itu belum termasuk operator-operator CDMA. Hal ini disebabkan oleh murahnya tarif layanan seluler jika dibandingkan pada masa sebelumnya yang masih cukup mahal.

Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 220 juta pada saat itu, angka 38 juta masih cukup kecil. Para operator masih melihat peluang bisnis yang besar dari industri telekomunikasi seluler itu. Maka, untuk meraih banyak pelanggan baru, sekaligus mempertahankan pelanggan lama, para operator memberlakukan perang tarif yang membuat tarif layanan seluler di Indonesia semakin murah.

Namun di balik gembar-gembor tarif murah itu, BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menemukan fakta menarik, ternyata para operator seluler telah melakukan kartel tarif layanan seluler, dengan memberlakukan tarif minimal yang boleh diberlakukan di antara para operator yang tergabung dalam kartel tersebut. Salah satu fakta lain yang ditemukan BRTI dan KPPU adalah adanya kepemilikan silang Temasek Holdings, sebuah perusahaan milik Pemerintah Singapura, di PT Indosat Tbk (Indosat) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang membuat tarif layanan seluler cukup tinggi.

Maka, pemerintah melalui Depkominfo akhirnya mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan para operator seluler menurunkan tarif mereka 5%-40% sejak bulan April 2008, termasuk di antaranya penurunan tarif interkoneksi antar operator. Penurunan tarif ini akan dievaluasi oleh pemerintah selama 3 bulan sekali.

“2009-2012 : Perkembangan telekomunikasi di Indonesia”

Di Indonesia pada tahun 2009, telah beroperasi sejumlah 10 operator dengan perkiraan jumlah pelanggan sekitar 175,18 juta. Berikut ini adalah Tabel Perolehan pelanggan per tahun 2009 pada setiap Operator :

Seiring berjalannya waktu, kita menyadari betapa pentingnya komunikasi dalam kelangsungan hidup kita. Sampai akhirnya jarak menjadi satu-satunya yang membatasi proses komunikasi. Akhirnya, manusia terus mencoba dan berusaha untuk menghilangkan batasan-batasan tersebut sampai akhirnya, sekarang kita memiliki apa yang disebut teknologi telekomunikasi.

***

Sekarang, kita bisa mengetahui perkembangan Telekomunikasi Indonesia dari tahun ke tahun. Inilah perkembangan singkat telekomunikasi di Indonesia bukan menurut provider, tapi menurut perkembangan zaman ke zaman yang semakin modern adalah sebagai berikut :

Di Indonesia, awalnya jaringan telepon masih dibatasi oleh lautan, karena waktu itu Indonesia masih menggunakan telepon kabel. Satu-satunya cara untuk berkomunikasi antarpulau adalah menggungakan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut). Tetapi sistem SKKL ini masih sangat mahal dan cara penggunaannya cukup sulit. Jangkauan telepon Indonesia mulai berkembang saat peluncuran satelit Palapa. Saat satelit ini mulai mengorbit, Indonesia sudah memperluas jangkauannya ke seluruh nusantara walaupun masih ada daera-daerah yang belum bisa menerima sinyal.

Indonesia sendiri sudah meluncurkan satelit ini pada tanggal 29 Juli 1976. Penamaan palapa sendiri diambil dari buah pala yang memiliki sejarah. Mahapatih Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati buah pala jika belum bisa menyatukan nusantara. Dengan duluncurkannya satelit ini, diharapkan rakyat Indonesia dapat berkomunikasi dengan lebih mudah satu sama lainnya. Alasan lain adalah untuk mempermudah komunikasi Indonesia dengan negara-negara lain.

Satelit Palapa tidak hanya bermanfaat untuk telepon, namun juga untuk pengiriman faksimili, telex, telegram, videotext. Dalam bentuk lain, satelit ini juga membantu dalam penyiaran serta sistem cetak jarak jauh untuk surat kabar. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia mulai berkembang semenjak peluncuran satelit ini. perkembangan ini memberikan nilai positif bagi Indonesia karena ini membuat negara lain tidak memandang rendah dan enggan untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan berkembangnya infrastruktur, penanaman investasi asing di Indonesiapun juga mulai berkembang.

Sekarang sistem telekomunikasi di Indonesia sudah sangat berkembang. Setelah masa perkembangan teknologi ini, mulailah berbagai macam jenis telepon seluler beredar dan mulai diminati di Indonesia. Sudah banyak pula operator-operator yang beredar di sekitar masyarakat untuk melengkapi berbagai jenis dan merk telepon seluler yang sekarang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat selain layangan telepon, layanan pesan singkat (SMS) juga mulai diminati masyarakat karena praktis dan tidak memakan biaya yang cukup besar. Bahkan sekarang sebagian besar operator sudah mulai mempromosikan brandnya dengan paket-paket yang meminimalisir biaya penggunaan telepon seluler untuk menarik konsumennya.

Setelah mengalami masa perkembangan jaringan telekomunikasi, barulah berbagai macam dan model ponsel mulai masuk ke pasar Indonesia dengan mengikuti perkembangan operator-operator dalam negeri. Sekarang, sudah penggunaan telepon seluler sudah sangat luas dan tersebar di mana-mana. Berbagai macam operator juga sudah mulai mempromosikan brand mereka untuk menarik minat konsumennya. Karena kebutuhan, masyarakat juga sudah menganggap penting penggunaan teknologi ini.

Namun, dalam perkembangannya, teknologi telekomunikasi juga memiliki kekurangan. Penggunaan telepon seluler kadang bukan hanya mendekatkan orang yang jauh, tapi juga menjauhkan orang yang dekat. Kadang orang tua yang sibuk bekerja tidak begitu memperhatikan anaknya yang sedang di rumah karena bagi mereka, mereka tetap bisa menghubungi anaknya melalui telepon. Kadang juga, orang cenderung melupakan apa yang ada di sekitarnya karena mereka merasa asik berkomunikasi dengan orang yang jauh ketimbang dengan orang yang lebih dekat. Semua kekurangan ini dapat kita minimalisir dengan cara memilah mana yang baik dan mana yang buruk dari penggunaan teknologi ini dan berusaha meninggalkan yang buruk.

***

Kesimpulan :

Tak bisa dipungkiri, kini masyarakat Indonesia tidak bisa hidup tanpa adanya komunikasi. Ya, komunikasi di Indonesia sendiri sangat berdampak baik sebagai alat yang mempermudah komunikasi ini. Jarak tidak menjadi kan alasan lagi untuk tidak bisa berkomunikasi di zaman sekarang ini. Apalagi zaman sekarang perkembangan teknologi semakin pesat dengan adanya Handphone yang multi fungsi, tidak hanya untuk SMS dan menelefon saja, bahkan HP ini seperti computer berjalan yang sangat memudahkan aktivitas manusia sehari –hari.

Nah, alat telekomunikasi tersebut membutuhkan provider (Jaringan Telekomunikasi) untuk menerima sinyal dari satelit dan itulah sebabnya sekarang kita dapat berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Macam – macam provider kini hadir di Indonesia dan menjadi daya saing untuk menciptakan provider terbaik pilihan masyarakat Indonesia.


So, kita bisa merasakanya sekarang dengan adanya telekomunikasi ini, apalagi yang sudah hidup di zaman millennium, pasti sangat merasakan perkembangan telekomunikasi di Indonesia.




Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi_seluler_di_Indonesia
- http://komunikasi.us/index.php/course/2808-teknologi-telekomunikasi-dalam-perkembangannya

MENGUNGKAPKAN SEJARAH, SIMBOL LAMBANG & PERKEMBANGAN PERUSAHAAN TELKOMSEL


Semakin banyak Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia yang bersaing dan memiliki keunggulan masing – masing. Salah satu contoh adalah TELKOMSEL. Dikenal sebagai provider GSM pertama di ASIA, tentu saja Telkomsel tak luput dari Sejarah dan “Simbol Logo” yang dibuat memiliki arti tersendiri.

Semakin modern Negara Indonesia, semakin berkembangnya pula Perusahaan ini dengan menjadikan dirinya salah satu provider terbaik di Indonesia. Maka dari itu, saya akan menjabarkan Sejarah, Simbol Lambang, & Perkembanganya hingga kini dari sumber-sumber yang tersedia.

o   SEJARAH TELKOMSEL

Telkomsel merupakan salah satu operator telekomunikasi seluler GSM di Indonesia yang pernah meluncurkan layanan pasca bayar pertamanya sekitar tanggal 26 Mei 1995. Pada saat itu kepemilikan saham Telkomsel dikuasai oleh PT. Telkom (51%) dan PT. Indosat (49%), dan Telkomsel pernah berhasil menjadi sebuah operator seluler pertama yang menawarkan layanan prabayar GSM di ASIA pada November 1997. Beginilah sejarah Telkomsel selanjutanya.

Sepanjang sejarah Telkomsel, operator ini memiliki 3 produk GSM, yaitu simPATI (Prabayar), kartuAS (Prabayar, kartuHALO (Pasca bayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Replubik Indonesia, sedangkan SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Singapura. Pada tahun 1995, secara resmi Telkomsel mendapat izin untuk memberikan jasa telekomunikasi selular GSM-nya secara resmi, setelah sebelumnya sukses sebagai pilot project Telkom dalam proyek percontohan GAM do Batam. Berbeda dengan operator lain, sejarah Telkomsel dilanjutkan dengan mulai membangun jaringan dan meyani pelangganya dari luar jawa seperti dari Batam, Medan dan daerah – daerah lainya. Lalu pada tahun 1996, Telkomsel mulai beroperasi di ibu kota Jakarta dan berhasil melayani seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya pengoperasian layanan Telkomsel Ambon dan Jayapura.

Setelah berhasil meluncurkan produk pasca bayarnya kartuHALO, Telkomsel kembali menjadi operator yang mempolopori kartu prabayar isi ulang di Asia dengan meluncurkan produk pertamanya simPATI. Kartu simPATI tersebut diluncurkan saat krisis ekonomi melanda yaitu sekitar tahun 1997, karena hal itu pula Telkomsel memberikan solusi kepada para pengguna jasa seluler untuk melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Hal yang mengejutkan, Telkomsel berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002 untuk Costumer Service On-line dari PT Tuv Rheinland Jerman, dimana hal tersebut juga berarti menandai layanan pelanggan Telkomsel bahwa mereka telah memenuhi standarisasi mutu internasional.

Pada tahun 1998, Telkomsel membuat program baru untuk mengembangkan jaringanya dengan mencanangkan Word Class Operator sebagai tolak ukur standar yang dimilikinya. Positionin baru unutk kartu prabayar Telkomsel yang dinamai dengan simPATI Nusantara tersebut bermottokan “simPATI tetap terkendali”. Kartu simPATI sebelumnya hanya bisa digunakan di area registrasinya saja, namun kini simpati bisa digunakan di seluruh wilayah di Indonesia.

Pada tahun 2000 Telkomsel juga mempolopori layanan Mobile Banking di Indonesia yang bekerja sama dengan bank Panin. Hal ini merupakan salah satu inovasi Telkomsel dalam mengintegrasikan system teknologi telekomnikasi dan informasi dalam system Banking. Sekitar akhir bulan Maret 2009, Telkomsel berhasil memiliki pelanggan sekitar 72,1 juta orang berdasarkan statistic industry yang mewakili pangsa pasar dengan perkiraan sekitar 50%. Telkomsel menyediakan layanan selular di Indonesia melalui produk dual band GSM 900-1800 MHz, jaringan 3G serta jaringan Internasional melalui 341 Mitra Proaming Internasional di 180 Negara (menurut catatan akhir Maret 2009). Pada September 2006 pun di Telkomsel berhasil menjadi operator pertama di Indonesia yang meluncurkan layanan jaringan 3G.

Sungguh sangat beragam dan lika liku perusahaan telekomunikasi yang satu ini. Berbagai keberhasilan pun secara perlahan dan pasti membawa Telkomsel dan Apple South Asia Ltd untuk meluncurkan iPhone 3G di Indonesia pada tanggal 20 Maret 2009 lalu. Ini merupakan salah satu kesuksesan Telkomsel lainya yang pastinya sangat membanggakan para pelanggan setianya.

Operator Telkomsel disebut-sebut memiliki jangkauan jaringan terbesar di Indonesia, dimana menyediakan jangkauan jaringan yang mencapai lebih dari 95% persen dari jumlah penduduk Indonesia dan di klaim bahwa Telkomsel merupakan satu – satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh Negara, Provinsi dan Kabupaten, baik Kecamatan yang ada di Sumatera, Jawa, mapun Bali. Perusahaan Telkomsel ini menawarkan GSM dual band (900 dan 1800), GPRS, WiFi,  Edge dan teknologi 3G.

Slogan yang dimilki oleh PT telkomsel adalah “Begitu Dekat Begitu Nyata”. Dengan slogan ini diharapkan dapat menjadiakn Telkomsel sebagai perusahaan jasa telekomunikasi bergerak yang paling banyak jumlah pelangganya serta selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan terluas dalam menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada pelangganya.

o   SIMBOL LAMBANG TELKOMSEL



§  Lingkaran Elips Horizontal
Lingkaran yang membelah heksagon tersebut melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi domestik (PT.Telkom).
§  Lingkaran Elips Vertical
Melambangkan penyelenggaraan jasa telekomunikasi Internasional di Indonesia (PT.Telkom) sebagai salah satu “The Founding Father”.
§  Heksagon Merah
Melambangkan seluler, warna merah sendiri bermakna telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinan.
§  Heksagon Abu-Abu Kehitaman
Melambangkan Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggan, sedangkan warna abu-abu adalah warna logam yang berarti kesejukan, luwes, dan fleksibel
§  Pertemuan Dua Lingkaran Berwarna Putih di Atas Heksagon Merah
Melambangkan bentuk huruf ‘t’ sebagai huruf awal telkomsel. Warna putih pada huruf ‘t’ tersebut mengandung makna keberanian, keterbukaan, dan transparansi.

o   PERKEMBANGAN PERUSAHAAN TELKOMSEL

Jakarta, 30 Oktober 2014 - Telkomsel meraih hasil yang memuaskan hingga kuartal ketiga (Q3) 2014 dengan mencatatkan pencapaian 139,3 juta pelanggan atau tumbuh 8,9% YoY (Year on Year) dan pertumbuhan di segala lini bisnis baik digital (mobile broadband dan digital services) maupun bisnis suara dan SMS. Hal ini menjadikan Telkomsel selama 3 tahun berturut-turut memiliki kinerja keuangan yang solid dan mampu menjaga pertumbuhan pendapatan sebesar 10% ditengah-tengah industri telekomunikasi yang telah mature. Tingkat profitabilitas mampu dijaga dengan baik, dengan EBITDA margin konsisten di atas 55% dan net INCOME di atas 28%. 

Direktur Utama Telkomsel, Alex J. Sinaga mengatakan, "Pencapaian ini merupakan buah kepercayaan dan dukungan pelanggan serta seluruh stakeholders, sehingga Telkomsel dapat terus menjadi yang terdepan memimpin industri telekomunikasi selular tanah air dan dapat terus berkontribusi kepada bangsa Indonesia, salah satunya dengan menjadi pembayar pajak terbesar bagi negara."

Catatan yang baik ini didorong oleh pertumbuhan yang kuat di bisnis digital sebesar 32,5% YoY, dimana mobile broadband tumbuh 32.9% YoY dan digital services tumbuh 28.4% YoY. Trafik data juga naik tajam 146.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Di saat yang sama, Telkomsel berhasil untuk mempertahankan pertumbuhan layanan suara sebesar 7,2% YoY dan SMS sebesar 2,8 YoY.

"Kami akan terus menghadirkan berbagai terobosan produk, layanan dan teknologi terkini kepada para pelanggan. Ke depannya kami berkomitmen untuk memberikan layanan mobile broadband dan secara berkelanjutan membangun infrastrukturnya agar dapat mempercepat terwujudnya Masyarakat Digital Indonesia. Hingga kini kami telah menjangkau lebih dari 95% dari total poulasi Indonesia, membangun 369 kota sebagai broadband city dengan didukung lebih dari 83,000 BTS dimana 37.000 BTS diantaranya merupakan BTS 3G", ujar Alex.

§  Percepat Terbentuknya Masyarakat Digital Indonesia

Saat ini Telkomsel memiliki 63.5 juta pelanggan data atau lebih dari 46% total pelanggannya. Selain itu saat ini Telkomsel memiliki 35.4 juta pelanggan pengguna smartphone  yang merepresentasikan 25% dari total pelanggan. Untuk meningkatkan penggunaan mobile broadband di Indonesia Telkomsel melakukan serangkaian program edukasi bertajuk "Indonesia Genggam Internet". Program ini diharapkan akan dapat mendorong adopsi smartphone 3G oleh pelanggan 2G serta memberikan manfaat positif internet yang seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia.

Dalam menjaga leadership di industri telekomunikasi selular tanah air, Telkomsel selalu merespon terhadap perubahan teknologi yang terjadi dengan sangat cepat. Dalam waktu dekat, Telkomsel segera menggelar layanan dengan teknologi 4G untuk memastikan pengalaman pelanggan yang terbaik. Telkomsel pun sebelumnya telah sukses melakukan serangkaian uji coba teknologi 4G sejak tahun 2010 di Jakarta dan pada ajang APEC 5-7 Oktober 2013 di Bali. Telkomsel memastikan agar layanan ini dapat segera dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.  

"Telkomsel menempatkan kepuasan pelanggan sebagai hal utama. Kunci utamanya adalah memberikan layanan yang prima. Hingga saat ini pelanggan telah dilayani melalui lebih dari 400 kantor pelayanan Telkomsel atau  GraPari yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan  268 mobile GraPari yang siap menembus daerah pelosok sekalipun, serta Call Center yang bersertifikasi ISO 9001:2008", tutup Alex. 

Selain pertumbuhan pendapatan yang baik, kepercayaan akan kualitas layanan Telkomsel juga mendapatkan pengakuan dari berbagai lembaga nasional dan internasional antara lain sebagai Indonesia Mobile Service Provider of the Year dari Indonesia Service Excellence Awards 2014, Best Customer Support Channels dan Best Services dari Frost and Sullivan Asia Best Practives in Customer Experience Awards, dan sebagai Operator of The Year Serta Best Digital Service dari Selular Award 2014.

Kinerja yang telah dicapai adalah hasil kerja keras dan dukungan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat luas. Telkomsel memahami pertumbuhan perusahaan juga harus diiringi dengan pertumbuhan masyarakat sekitar. Untuk itu beragam program tanggung jawab sosial telah dilaksanakan yang meliputi bidang pendidikan, social ekonomi, lingkungan dan kebencanaan.

o   Kesimpulan

Perjuangan PT Telkomsel ini sangatlah patut diacungi jempol karena mereka adalah pencipta provider GSM pertama di ASIA. Karena inovasinya yang sangat bagus, Telkomsel kini menjadi kartu provider favorite masyarakat Indonesia karena jangkauan pun yang luas dan mendapatkan kerja sama dari Apple South Asia Ltd untuk meluncurkan iPhone 3G. Sangatlah kita bangga atas kerja keras PT Telkomsel ini sehingga dapat mewakili nama Indonesia memiliki perusahaan telekomunikasi yang terbaik.

Sumber :




Tugas 7 (Budaya Kreativitas & Inovasi)

Minggu, 12 April 2015

Tugas 6 (Pertemuan 11 - 12) Perubahan Dan Pengembangan Organisasi

Kewirausahaan “Kisah Sukses Marquis Mills Converse, Sepatu Berlogo Bintang”



Siapa yang tidak mengenal sepatu merk Converse All Star, sepatu canvas ini sangat populer dikalangan anak muda sekarang dan paling banyak digunakan dan menjadi tren bagi anak muda. Converse telah menjadi sebuah brand sepatu paling terkenal sepanjang masa. Sejarah sepatu Converse dimulai ketika pembuat sepatu ini Marquis Mills Converse mulai membangun perusahaan sepatunya. Marquis Mills Converse dilahirkan pada tanggal 23 oktober 1861 di Amerika serikat, ia merupakan seorang pengusaha sepatu yang terkenal dengan produk bernama Converse. Sejak muda Marquis Mills Converse merupakan seorang pengusaha yang gigih, Marquis Mills Converse menikah dengan pada tahun 1884, kemudian pada bulan Mei 1888 anak pertama dari Marquis Mills Converse lahir yang kemudian dinamakan Frieda Converse, pada tahun 1890 anak keduanya lahir yang kemudian dinamakan Harold Marquis Converse setelah itu anak ketiga Marquis Mills Converse lahir yang kemudian dinamakan John Kendrick Converse.

Mengenai sejarah sepatu converse, Marquis Mills Converse yang pada mulanya seseorang manager perusahaan sepatu mulai mebuka perusahaan sepatu karet sendiri yang dinamakan sesuai dengan nama belakangnya yaitu Converse di Malden, Massachusetts pada Februari 1908. Perusahaan tersebut membuat karet sol sepatu untuk pria, wanita serta anak-anak. Pada 1910, perusahaannya bisa menghasilkan 4000 sepatu setiap harinya, namun produksi sepatunya berkembang pesat setelah perusahaannya mulai membuat sepatu olahraga tennis pada 1915. Perusahaan ini mulai mencapai puncak kesuksesanya pada 1917 disaat Converse All-Star sebagai sepatu basket mulai dikenalkan.

Lalu pada 1921, salah seorang pemain basket bernama Charles H. " Chuck " Taylor mengeluh ke Converse lantaran sakit di kakinya yang dikarenakan sepatu tersebut. kemudian Converse setelah itu berkerjasama dengan Charles dimana Charles diangkat sebagai salesman serta duta perusahaan itu, serta mempromosikan sepatu di semua wilayah Amerika Serikat. Ciri yang paling mudah dikenali pada sepatu CONVERSE CHUCK TAYLOR yaitu logo All Star yang dibubuhi tulisan tangan Taylor di bagian pergelangan kaki. Marquis Mills Converse kemudian pada tahun 1928 mengundurkan diri dari Converse Company. Marquis Mills Converse sendiri kemudian meninggal pada tahun 1931 dimana saat ia meninggal ia telah sukses membangun perusahaan converse sebagai perusahaan pembuat sepatu terkemuka di Amerika Serikat.


Perkembangan Sepatu Converse Sejak ditinggal Marquis Mills Converse


Disaat Amerika Serikat masuk Perang Dunia II pada 1941, Produksi Converse berubah ke manufaktur alas kaki, baju, sepatu bot, parka, karet pelindung setelan, serta setelan untuk pilot serta pasukan tentara. Popular sepanjang 1950-an serta 1960-an Converse mempromosikan citra Amerika didunia dengan membuat Converse Yearbook. serta itu kemudian membuat Converse menjadi sepatu andalan anak SMA serta beberapa atlet. pada 1970 perusahan Converse di beli oleh entrepreneur yg bernama Jack Purcell. Sepatu Converse menjadi sebagai ikon dari gerakan hippie dibarengi oleh musisi serta band mereka. Golongan hippies kerap menggunakan sepatu untuk untuk mempromosikan individualitas mereka. Converse All Stars tak akan cuma sepatu basket, namun juga sepatu untuk enjoy sebagai ikon yang mencerminkan sebuah kebebasan.

Di tahun 1970 Converse mulai tersingkir lantaran banyak kompetitor baru didunia sepatu. seperti Puma serta Adidas, lalu Nike, serta setahun berikutnya Reebok yang mulai mengenalkan sepatu dengan cara radikal. serta hal semacam itu kemudian membuat Converse lagi menjadi sepatu resmi National Basketball Association (NBA). Sepatu Coverse Chuck Taylor atau yang kerap dimaksud “Chucks” serta “Cons” yang memiliki bahan kanvas serta bersol karet ini makin popular disaat banyak digunakan oleh para penyanyi terkenal saat itu. Beberapa personil band grunge 90an kerapkali biasa memakainya, Sebut saja Kurt Cobain nya Nirvana, beberapa personil Rage Against The Machine, dan lain-lain. Hal semacam ini kemudian membuat "Chucks" menjadi semakin keren, dan terkenal lantaran jadi sepatu pilihan beberapa legenda musik dunia.

Namun semakin lama popularitas converse semakin pudar menjadikan Converse berada diambang ke bangkrutan lantaran mengurangnya konsumen. pada 22 Januari 2001, perusahaan Converse beralih kepemilikan, pabrik di Amerika Serikat ditutup. Kemudian, manufaktur untuk pasar AS tak akan dikerjakan di Amerika Serikat, namun masih diproduksi di beberapa negara di Asia serta negara-negara Eropa, terhitung Cina, Indonesia, Italia, Lithuania serta Vietnam . Pada 9 Juli 2003, perusahaan Nike mengakuisisi perusahaan Converse dengan harga $ US305 juta.
Pada saat ini sepatu converse banyak digunakan oleh para anak muda jaman sekarang. Keunggulan sepatu Converse yang bisa dipakai dalam beragam situasi serta pas di gabungkan dengan beragam jenis baju menjadikan sepatu ini dapat menjaga popularitasnya sampai sekarang ini. Itulah artikel mengenai biografi Marquis Mills Converse pembuat sepatu Converse atau bisa dikatakan juga sebagai penemu sepatu converse yang menjadi trend gaya anak muda sepanjang masa. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.


Kisah Perjalanan Converse:
1908
Marquis M. Converse membuka Converse Sepatu Karet Perusahaan untuk bisnis.

1910
Converse memproduksi 4.000 sepatu sehari-hari.

1915
bisnis sepatu kanvas Converse tenis naik, dua kali lipat pada 1918.

1917
Converse All Star ini diperkenalkan, sepatu basket kinerja pertama di era Converse.

1918
Charles H. "Chuck" sela Taylor, seorang pemain Semua Amerika sekolah tinggi yang kemudian akan sesuai dengan Celtics asli, Buffalo Jerman dan Akron Firestones, pada pasangan yang pertama Semua Bintang sepatu

1921
CONVERSE CHUCK TAYLOR bergabung, dia menyewa sebagai seorang salesman dan endorser.

1923
CONVERSE CHUCK TAYLOR menambahkan tanda tangan untuk Semua Patch.Converse Star mengkustomisasi sepatu untuk tim basket pertama semua Afrika Amerika, New York Renaissance.

1930
bunga bangsa untuk meningkatkan basket, Converse menjadi sinonim dari basket.

1933
Keluarga Batu aquires perusahaan Converse.

1935
Jack Purcell, juara dunia bulutangkis terkenal, desain sepatu kinerja pengadilan tahan lama.
Chuck menciptakan bola basket modern, jahitan kulit bola kurang dirancang untuk meningkatkan olahraga oleh bouncing lebih benar.

1936
Basket dimainkan untuk pertama kalinya sebagai olahraga resmi Olimpiade.

1942
olahraga Converse perubahan produksi dan mulai memproduksi A6 Flying Boot, yang digunakan oleh kelompok Angkatan Darat seluruh US Air.
1949
Asosiasi Bola Basket Amerika dan Liga Nasional untuk bergabung menjadi NBA.

1962
Converse mengembangkan versi berpotongan rendah dari yang All Star, yang disebut "Oxford".

1966
Converse mulai menambahkan pilihan warna pada "dasar hitam dan putih" sepatu Chuck Taylor All Star basket.

1968
Chuck mendapatkan tempat di Naismith Basketball Hall of Fame.

1971
Ths keluarga Stone menjual Converse ke Perusahaan Corporation Eltra.

1974
Converse memperkenalkan "Satu Bintang", sepatu kinerja rendah-potong untuk basket.

1976
Julius Erving mendukung Converse.

1981
Converse mengembangkan laboratorium pertama di industri biomekanik.

1984
Converse adalah sponsor resmi Olimpiade 1984.

1985
investasi Converse lunas, ketika disajikan laboratorium biomekanika tinggi bantalan teknologi sistem pertama.
Tahun-tahun kemudian Converse mulai tenggelam.

1986
Converse meluncurkan "The Weapon" sepatu basket. Juga diproduksi di banyak skema warna untuk menyesuaikan warna tim tim bola basket, telah tersedia di kedua tinggi dan rendah atas varietas dipotong.

1996
Menghasilkan 5.200.000 pasang sepatu di Amerika Serikat.

1997
Mengumumkan bahwa lebih dari 550 juta pasang "Chuck Taylor" All Star sepatu dihasilkan; percaya catatan industri. Menghasilkan 7.500.000 pasang sepatu di Amerika Serikat.

2001
Penjualan menjatuhkan dan perusahaan dipaksa untuk mengajukan kebangkrutan. Pabrik di Amerika Serikat menutup, dan karena itu manufaktur di Amerika Serikat tidak mungkin lagi. April - Perubahan kepemilikan dari publik ke tangan swasta; $ 117.000.000 yang dibayarkan kepada pengadilan kebangkrutan terhadap utang mereka. Juli - Pertama "Chuck Taylor" All Star sepatu yang dibuat di Indonesia tiba di Amerika Serikat.

2003
Nike membuat tawaran untuk membeli Converse untuk jumlah $ 305.000.000, dan sukses, mengubah Nike ke pemilik Converse.

Kesimpulan :


Tidak ada seseorang yang sukses tanpa adanya usaha dan tidak ada perjalanan yang mulus ketika usaha bisnis mulai dilakukan. Itulah contoh perjuangan Marquis Mills Converse hingga sampai ia meninggal tidak menurunkan kualitas sepatu Converse yang dia buat ini. Sepatu Converse ini mengalami kendala saat Chuck Taylor mengeluh kakinya luka ketika memakai sepatu ini yang menjadikan dirinya bergabung di perusahaan Mills Converse dan menciptakan lebih banyak inovasi untuk sepatu yang sangat populer ini. Sampai akhirnya Converse menjadi sepatu andalan pemain basket. Sampai sekarang pun Converse hadir di Indonesia dengan masyarakat menjadikan sepatu ini adalah The King of Shoes. 

Perjalanan sukses bukanlah permainan di setiap tikungan, perjalanan sukses adalah apa yang kita hadapi sekarang dan apa yang akan kita lakukan untuk mencapai nya tersebut. Ciptakan apa yang belum kita punya saat ini yang sebenarnya orang-orang butuhkan, maka produk yang berkualitas dan dikagumi semua orang akan tercipta. 

Sumber : 
http://kolom-biografi.blogspot.com/2014/01/biografi-marquis-mills-converse-pembuat.html
- http://dinarezky.blogspot.com/2012/08/sejarah-converse.html