Senin, 16 Juni 2014

Meresensi Novel (Pudarnya Pesona Cleopatra)

    Resensi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pembacaan tentang buku, atau ulasan buku. Mengulas dapat diartikan sebagai manafsirkan atau memperdalam suatu hal. Jadi resensi dapat diartikan sebagai menafsirkan buku yang kita baca.
    Tujuan meresensi yaitu memberikan informasi kepada sang pembaca agar dapat memahami inti buku yang akan di resensikan tersebut. 

♦ Judul Buku       : Pudarnya Pesona Cleopatra
♦ Pengarang         : Habiburahman El Shirazy
♦ Penerbit            : Republika
♦ Tahun Terbit    : 2005
♦ Tempat Terbit : Jakarta Selatan
♦ Tokoh                : Aku, Raihana, Ibu Mertua, Adik, Teman-Teman.  





Cerita ini berawal dari setting latar belakang budaya jawa yang terkenal dengan penghormatan terhadap figure dan bakti pada orang tua. Selain itu tentunya dibalut juga dengan religi, ciri khas sang penulis. Cerita cinta antara 2 tokoh utama dalam novel ini, yaitu "AKU" dan Raihana.

Dimulai saat keduanya harus disatukan oleh sebuah perjodohan yang mungkin akan terdengar konyol diera abad 21 ini. Berbeda dengan sosok berbeda dengan sosok Raihana yang benar-benar merupakan cerminan wanita Jawa, selalu manut dan pasrah pada keadaan dengan penuh kesabaran. si Aku justru berbanding terbalik dalam menyikapi takdir tersebut

Entah apa yang ada di benakku ini, sehingga Aku menjalani sebuah ikatan pernikahan tanpa cinta. Aku yang terlalu berharap mendapatkan gadis-gadis Mesir layaknya titisan cleopatra kini telah lenyap dalam kegelapan ketika aku menikahi sosok Raihana yang menurut Ibu dan adikku, Raihana adalah sosok wanita yang memiliki paras baby face juga seorang hafidzoh (penghafal Al-Quran) meskipun demikian tidak membuatku jatuh hati pada sosok Raihana. Aku yang pernah tinggal dan kuliah di Mesir sangat mendambakan menikah dengan wanita-wanita Mesir, tapi apa mau dikata, semua itu kalah dengan kebaktianku terhadap Ibu.

Aku dan Raihana tinggal di Malang, kebetulan aku yang bertugas menjadi dosen di sebuah Universitas di sana. Setiap pulang Aku selalu disambut dengan keramahan Raihana, apalagi ketika aku pulang kerja hujan  deras mengguyur kota malang sehingga aku terkena demam dan Raihanalah yang merawatku. Raihana yang mencintai dan patuh pada suami menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keridhoan pada Allah SWT.

Waktupun terus berputar dan aku lenyap dalam khayalan tanpa memperhatikan komunikasi dengan sang istri. Dirumah aku bagaikan hidup sendiri, tapi Raihana yang ceria dan setia mendampingiku walau dia sedang mengandung anak kami. Aku tidak peduli padanya. Aku pernah marah besar ketika aku tertidur pulas dan bermimpi menikahi seorang wanita Mesir titisan cleoptra. Tiba-tiba Raihana membangunkanku untuk menunaikan shalat subuh. Aku terbangun dengan sangat marah padanya tapi disisi lain Raihana menyadarkanku agar aku menunaikan kewajibanku. Aku tetap kesal sehingga dia berulang-ulang meminta maaf, aku hanya diam dan tidak lama meninggalkannya. Aku semakin hari tergiur dengan keindahannya wanita Mesir , membuatku berkhayal tiap waktu sampai realita kehidupan ku acuhkan. Raihana pada saat itu sedang hamil tua dan ia memutuskan untuk menjalani persalinan dirumah orang tuanya. Tiba-tiba aku merasa kesepian dan rasa kebiasaan Raihana yang selalu menyambutku pada saat pulang ngantor, menyediakan air panas untuk mandi, memberikan teh hangat sebelum tidur, membangunkanku setiap malam untuk Qiyamul lail. Rasa rinduku pada Raihana mulai tumbuh.

***

Disebuah kaffe yang berada di kawasan kampus, Aku bertemu dengan teman-temanku sesama dosen, ia menceritakan kisah hidupnya yang pernah menikahi wanita Mesir. Ia sempat gila dan ingin memutuskan akhir hidupnya. Kisah temanku menyadarkan betapa beruntungnya aku dapat menikahi gadis jawa yang lugu, sopan, patuh,dan pintar. Aku semakin tersadar dan memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Raihana. Aku berjalan dipinggir toko dan melihat baju setelan. Aku berpikir Raihana pasti cantik dengan balutan setelan itu, aku pun langsung membelinya.


Diperjalanan aku sudah tidak sabar ingin bertemu Raihana yang sudah lama tidak bersamaku. Ketika sesampainya disana. Aku heran ibu mertuaku memandang denga penuh kepiluan. Aku semakin bertanya-tanya "Mana Raihana?", ibu yang menjawab dengan terbata-bata mencengangkan seluruh ragaku dengan perkataan "Raihana sudah meninggal seminggu yang lalu". Bagiku semua itu seperti petir di siang bolong yang menyambarkan dan masuk ke aliran darah, meremukan jantungku. Aku menangis tidak percaya begitu saja Raihana meninggalkanku untuk selama-lamanya. Ibu memberikan surat padaku dari Raihana yang isinya bahwa Raihana mempunyai tabungan di Bank dan bukunya dibawah tempat tidur dan di dalam surat itu Raihana menitipkan pesan yaitu "jaga dirimu mas baik-baik". Aku semakin menyesal, hidupku penuh dengan sesak penyesalan. Ibu membawa ku ke tempat peristirahatan terakhir Raihana. Aku semakin tak bisa membendung air mata dan seketika itu Memudarkan Pesona Cleopatra.  

Biografi sang penulis  

Habiburrahman El Shirazy(lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 37 tahun) adalah novelis nomor. 1 Indonesia dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro. Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.


Pesan Moral : 
1. Kecantikan seorang wanita tidaklah diukur dari pemandangan wajah, tapi diukur dari hati yang tulus dan ikhlas dalam menjalani hidup.
2. Syukurilah apa yang kamu punya saat ini, jangan menyia-nyiakanya selagi dia masih ada di dunia ini. Kehilangan adalah sesuatu yang menyakitkan, dan penyesalan akan selalu datang bersama kehilangan itu jika kita tidak menghargai sesuatu yang kita punya.  

Referensi 

http://wildaaqthori.blogspot.com/2012/01/resensi-novel-mini-pudarnya-pesona.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Habiburrahman_El_Shirazy




Minggu, 15 Juni 2014

Tugas Sofskill (Menari)

          Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari minangkabau. Etnik minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul tari indang adalah dari kata Indang atau disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang.

Sejarah Tari Indang Badinding
    Tari Indang berkembang dalam kebudayaan Minangkabau seiring masuknya agama Islam ke daerah Sumatera Barat, yang dulunya digunakan sebagai media dakwah. Dan menurut sejarah tari Indang, tarian ini merupakan kebudayaan yang dihasilkan dari penggabungan budaya Minangkabau dan nilai -- nilai yang terkandung dalam Islam. Tarian ini berasal dari daerah Pariaman yang sudah berkembang sejak abad ke - 14. Tari indang selalu dipentaskan setiap kali diadakan upacara tabuik – upacara yang dilakukan masyarakat Minang dalam rangka memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad setiap tanggal 10 Muharam. Tari indang diciptaan oleh Rapa’i. Rapa’i merupakan pengikut setia Syekh Burhanuddin – seorang tokoh terpandang yang selalu memperingati upacara tabuik di Minang.
Gerakan
   Gerak tari indang menggunakakn aktifitas atau kegiatan masyarakat setempat dalam penyiaran agama Islam yang telah dituangkan melalui gerakan yang sederhana dan berulang-ulang serta mudah ditiru. Adapun gerak-gerakan itu adalah:
a. Sambah
b. Golong-golopng
c. Alihan lagu
d. Alihan kanan
Penari 
    Tari Indang biasa diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Memang indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau. Tak heran kalau tari indang rang piaman ada kemiripan dengan sebuah tari tradisional dari negri aceh yang berlafaskan islami. Tari ini menggunakan property Indang dengan jumlah penari ganjil, minimal  7 orang penari laki-laki, penari yang berada di samping kiri penari yang di tengah adalah  penari yang memberikan aba-aba untuk memulai tarian yang sering disebut dengan paningkah Indang. 

Iringan Musik 
    Iringan musik yang terdapat pada penampilan tari Indang dalam acara Enstensend ini bisa menghidupkan suasana yaitu suasana gembiran. Karena suara musik yang mengiri penampilan tari Indang ini diiringi oleh musik-musik okestra. 

Alasan
   Alasan kami memilih tarian ini sebagai tarian yang akan di pentaskan untuk tugas Softskill kami karena kami dapat memahami dengan mudah gerakan-gerakan tersebut dan Alhamdulillah ketika kami pentas, kami dapat menarikanya dengan baik. 

Ini adalah foto kelompok kami yang mensukseskan tari Indang Badinding ☺