Senin, 18 Juli 2016

Dialog Manifestasi

Bosan ku menulis semua apa yang tertera pada dinding hati ku.
Apalagi air mata ini... Tak pernah puas untuk berhenti mengalir.
Ada apa lagi ... ?? 

CUKUP !!! Aku mohon, pergilah kamu.. dari fikiran ku.
Jangan sampai dinding baja dan jeruji ini berdiri sempurna dengan ada kamu di dalamnya!!
Hanya kamu, insan yang menunggu ku buatkan jeruji ini dan kamu menikmati bisik angin di dalamnya.

Kamu tersenyum kah ... ?????!!!
Kamu melihat aku seperti ini, seperti jiwa yang sudah tak ingin berdiri, kamu tertawa...
Kamu menikmatinya... bukan ???!!!

Tidak cukupkah kamu menghancurkan nya??
Tidak cukupkah kamu mengoyakan nya???
Apalagi yang ingin kamu lakukan terhadap jeruji ini ??????
Cukup, pergi... 

Tolong... setidaknya..
Jika kamu tidak ingin mencintaiku seperti kisah Romeo kepada Juliet
Jangan kamu jadikan aku pengharap cintamu...
Seperti kisah Barirah dan Mughits.. 

Minggu, 17 Juli 2016

Semi yang Patah

Hai... kamu yang selalu aku rindukan, di tiap musim berganti..
Tak terasa musim semi telah datang...
Dan rindu pun semakin bermekaran hari ini...
Rindu pun bahagia, bahagia menyambut seseorang yang sudah lama dinanti dalam hidupnya...
Matahari pun ikut berbahagia dengan rindu..
Bahkan langit mencium rindu dengan lembut...
Sampai langit dapat merasakan, rindu sakit...

Rindu sakit, yang dinanti tak kunjung datang... bahkan takkan pernah datang kembali...
Rindu yang selalu bahagia, kini jatuh terpungkur..

Ada apa dengan Rindu Semi ku ???

Ya... Dia pergi, rindu yang selalu berbisik doa untuknya kepada langit 
Kini, nama itu seperti hanya sebuah serpihan yang harus rindu buang...
Langit memeluk rindu ku erat - erat..
Sampai langit melepas pelukan nya ..
Lalu...

Rindu ku berganti menjadi
daun musim gugur.. 
Yang jatuh dengan pasrah, dan segera patah.

Salam rinduku.. Untuk yang kuharapkan telah pergi...

Jakarta, 17 Juli 2016


Senin, 11 Juli 2016

Setetes Hujan di Bulan July.

Entah malam itu terasa resah, aku pun terus berdoa untuk hati ini.
Ingin ku sampaikan rangkai kata kepadanya, tapi tak sanggup ku menahan pilu hati ini.

Sayang .... ?
Aku tak mengerti bagaimana rasanya, bagaimana ungkapkan rasa ini.
Rasa .... ?
Aku hanya ingin tak kehilangan, aku tak pernah ingin merasakanya "lagi"

Malam ini...
Malam yang nantinya akan menjadi kisah ku, seperti ingin ku hentikan saja waktu, agar tak pernah menjadi kisah... Hujan Datang.

Seolah langit tahu bagaimana hatiku sekarang.
Rintik yang seharusnya keluar dari bola mata ku, sudah tergantikan oleh langit yang gelap membiru.
Sinar bulan dengan gugusan bintang yang mengumpat.
Ingin ku memeluknya, menggenggam dengan lembut.
Tapi aku tau, tak bisa aku lakukan.
Maaf, sayang....

Hujan malam ini, terima kasih.

Jakarta, 10 July 2016