Senin, 10 Oktober 2016

PERKEMBANGAN TELEMATIKA PADA KARTU TANDA MAHASISWA (SMARTCARD UG) di UNIVERSITAS GUNADARMA

PERKEMBANGAN TELEMATIKA PADA KARTU TANDA MAHASISWA (SMARTCARD UG) di UNIVERSITAS GUNADARMA

Paper diajukan untuk memenuhi tugas Softskill (Pengantar Telematika)


SISTEM INFORMASI


Disusun Oleh

Erianti Anggraini
4KA17
12113919



UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017




KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahu-alaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Softskill Bapak Budi Setiawan sebagai salah satu syarat tugas yang diajukan mata kuliah tersebut. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis.

Penulis memohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

                                                                           Jakarta, 10 Oktober 2016


                                                                                         Penulis




I. PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah

Fasilitas – fasilitas yang diberikan pada tiap – tiap Universitas sangat mewadahi para mahasiswa/I untuk melakukan proses belajar dan mengetahui materi materi yang akan diberikan oleh para dosen dihari esok. Fasilitas Website, E-Learning, dll di tiap – tiap Universitas membawa kemudahan bagi para mahasiswa dan mahasiswinya masing – masing.  

Di Universitas Gunadarma sendiri, BAAK Online ( http://baak.gunadarma.ac.id ) kita dapat melihat berbagai informasi – informasi terbaru dari Universitas, misalnya kita para mahasiswa baru dapat mengetahui kelas yang nantinya akan kami tempati dan serta mengetahui NPM ( Nomor Pokok Mahasiswa ) dan juga dapat mengetahui jadwal mata kuliah yang akan kita terima di masing – masing kelas. Di Studentsite ( http://studentsite.gunadarma.ac.id ), kami para mahasiswa dapat mengumpulkan tugas dan mengetahui berita – berita terbaru dari kampus dan dari BAAK Online juga, dan terdapat kalender akademik dan jadwal perkuliahan juga didalamnya. Di V-Class ( http://v-class.gunadarma.ac.id ) kita dapat melakukan pembelajaran atau class secara online jika dosen tidak dapat hadir dalam suatu pertemuan maka dosen akan mengadakan V-Class.

Didalam perkuliahan juga kami dapat menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Universitas Gunadarma yaitu Smartcard yang dapat kita gunakan sebagai ATM, Kartu Tanda Mahasiswa dan masih banyak keunggulan Smart Card yang lainnya.

Pada Paper kali ini, Penulis akan membahas Perkembangan Telematika Pada Kartu Tanda Mahasiswa (Smartcard) di Universitas Gunadarma


II. PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) merupakan kartu identitas bagi mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas tertentu dan sebagai kartu untuk kegiatan akademik maupun non akademik kampus (Misal: Peminjaman buku di perpustakaan, Pembuatan KRS Sementara, dan lain – lain). Sampai dengan lulus ujian skripsi, KTM asli wajib disimpan dan jangan sampai hilang. Kehilangan KTM ini dapat melakukan pembuatan kembali. Bisa terlebih dahulu membuat surat bukti kehilangan. KTM  biasanya akan diberikan pada saat waktu kuliah aktif, biasanya diserahkan melalui ketua jurusan / program studi, untuk selanjutnya dibagikan kepada mahasiswa baru.

2.2    Pengertian Smartcard

Smart Card secara bahasa berarti kartu pintar. Mengapa ia disebut pintar? Karena ia memiliki mikroprosesor yang dapat melakukan perhitungan, fungsi logika dan sebagainya seperti layaknya prosesor pada komputer / laptop Anda.

Dalam buku Smart Card Handbook, dijelaskan sedikit sejarah tentang smart card. Pada awalnya, smart card tidak sepintar sekarang bahkan malah ‘tidak berotak’ (tidak ada mikroprosesor). Smart card hanyalah sebuah kartu dengan nama pemiliknya. Digunakan sebagai alat pembayaran yang berdasarkan atas kepercayaan dan status pemilik kartu tersebut. Kartu ‘pintar’ ini pertama kali digunakan di Diners Club pada tahun 1950.

Sebagai alat penyimpan data, kartu ini menyimpan nama pemiliknya. Waktu berganti, kemudian muncul berbagai tambahan seperti nama pemilik yang diembos (timbul), tanda tangan pemilik yang tujuannya adalah menghindari pemalsuan kartu. Semakin lama, hal ini kurang efektif untuk menjaga keamanan kartu. Selain itu, perkembangan teknologi membutuhkan kartu agar dapat dibaca dan diproses menggunakan komputer. Perkembangan pertama yang cukup revolusioner adalah magnetic stripe pada bagian belakang kartu. Magnetic stripe dapat menyimpan data seperti nama pemilik, nomor kartu dan lain halnya sehingga komputer dapat melakukan pemrosesan data pada smartcard.

Walaupun inovasi magnetic stripe cukup revolusioner, tapi tetap saja teknologi ini dapat dikelabui juga oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Hingga akhirnya, inovasi yang dirasa cukup kuat untuk menjaga keamanan kartu muncul. Inovasi tersebut adalah menggunakan mikroprosesor beserta dua saudara kembar RAM – ROM dan Flash. Mikroprosesor dapat ‘berpikir’ dan melakukan analisis serta perhitungan. Ia dapat menolak atau menerima perintah yang diberikan kepadanya sehingga penyalahgunaan kartu dapat dihindari. Itulah mengapa smart card menggunakan mikroprosesor.

2.3    Pengaplikasian Smartcard Pada KTM di Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma awalnya hanya membuat KTM sebagai bukti bahwa sudah menjadi mahasiswa/I Universitas Gunadarma atau bisa disebut identitas. Mendukung guna aktivitas – aktivitas yang ada pada Universitas Gunadarma, KTM menjadi pelengkap aktivitas tersebut seperti memasuki Perpustakan Universitas Gunadarma, mengikuti Laboraturium khusus yang sudah ditentukan, dan lain sebagainya. Semakin berkembangnya waktu dan zaman, Universitas Gunadarma membuat 1 Inovasi menggunakan media KTM tersebut yaitu dengan menambahkan chip pada bagian depan kartu dan magnetic stripe pada bagian belakang kartu atau bisa kita sebut dengan Smartcard.

Istilah smartcard bukan istilah yang dibuat khusus oleh Universitas Gunadarma melainkan kegunaanya yang bisa menjadikan suatu proses transaksi yang berhubungan dengan keuangan layaknya smartcard pada umumnya.

Seperti ini bentuk KTM yang menjadi smartcard pada Universitas Gunadarma :





III. PENUTUP


3.1    Kesimpulan

Kesimpulan pada pembahasan mengenai smartcard UG ini adalah kartu ini memiliki kelebihan, yaitu bisa membantu mahasiswa yang menjadi asisten – asisten khusus di gunadarma dalam guna mendukung transaksi keuangan, contoh pengiriman gaji tanpa asisten tersebut membuat ATM di bank DKI. Kekurangan pada smartcard UG ini adalah, hanya bisa transaksi khusus untuk asisten – asisten tapi tidak berguna untuk mahasiswa/I biasa seperti transfer bayaran kuliah, bayar keperluan lainya seperti kursus, workshop, dll yang masih tidak bisa dilakukan pada smartcard UG tersebut. Jadi sangat jelas, jika mahasiswa/I tersebut hanyalah mahasiswa/I biasa, fungsi smartcard tersebut tidak ada bedanya dengan KTM biasa.

3.2    Saran

Smartcard UG ini sangat memungkinkan untuk diperbaiki fungsi kegunaanya. Bila diinginkan, mahasiswa/I tidak perlu mengantri panjang untuk membayar kuliah semester, dan membaya keperluan lainya yang berhubungan dengan aktivitas gunadarma agar fungsi smartcard tersebut bisa berjalan dengan semestinya kartu pintar yang dimaksud.


Sumber :

https://sigitkurniawanisme.wordpress.com/2014/01/17/pengertian-smart-card-secara-mudah/




Jumat, 30 September 2016

Pengertian TPS, MIS, DSS, EIS, ES, OAS, GDSS.

TPS (Transaction Processing Systems)

  • Pengertian        : Sistem Informasi terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses                                    data– data dalam jumlah besar.
  • Fungsi              : Menghimpun dan menyimpan informasi transaksi.
  • Pemakai           : Orang yang memproses transaksi.
  • Subsystem       : 
  1. Pembayaran upah(Payroll) 
  2. Mencatat pembelian untuk transaksi(Oder Entry).
  3. Mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok (Account Payable)
  4. Menghasilkan faktur(Invoicing)
  5. Menyerahkan barang dari perusahaan sampai diterima oleh konsumen(Shipping).
  6. Mengelola file konsumen dan menyerahkan tagihan ke konsumen (Accounts receivable).
  7. Mengkoordinasi pembelian barang kepada konsumen(Purcasing).
  8. Menerima barang dari pemasok(Receiving).
  9. Mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan suatu laporan ( General Ledger)
  • ·  Karakteristik   : 
  1. Jumlah data yang diproses sangat besar
  2. Sumber data umumnya internal & keluatan terutama dimaksudkan untuk pihak internal.
  3. Pemosresan informasi dilakukan secara teratur.


MIS (Management Information System)
  • Pengertian       : Kumpulan dari sistem – sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung                           manajemen.
  • Fungsi             : Mengubah data yang telah dikirim dari TPS menjadi informasi.
  • Pemakai          : Semua level manajemen.
  • Subsystem      :  
  1. Sistem Informasi Pemasaran
  2. Sistem Informasi Eksekutif
  3. Sistem Informasi Manufaktur
  4. Sistem Informasi Keuangan
  5. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.
  • Karakteristik   :   
  1. Memiliki karakteristik yang sama untuk bidang area fungsional (marketing, manufaktur, sdm, dan keuangan), level manajemen(operational, manajerial dan strategis), dan user(manajer atau non manajer) dimana informasi memperoleh data dari database.


DSS ( Decision Support System)
  • Pengertian       : Sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu dan                                 harus diputuskan oleh manajer.
  • Fungsi              : Mendukung kerja satu manajer secara khusus untuk membuat keputusan.
  • Pemakai           : Analis, Manajer.
  • Subsystem       : 
  1. Manajemen Data.
  2. Manajemen Model
  3. Antarmuka Pengguna,.
  4. Manajemen berbasis – Pengetahuan.

  • Karakteristik   : 
  1. Berfokus ada proses keputusan daripada proses transaksi.
  2. Dirancang dengan mudah dan dioperasikan oleh manajer.
  3. Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial.


EIS (Executive Information System)
  • Pengertian       : Sistem berbasis komputer yang memungkinkan pihak eksekutif untuk                                         mengakses data dan informasi.
  • Fungsi             : Pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi dasar dalam                           proses perencanaan yang sifatnya strategis.
  • Pemakai           : Manajemen Tingkat menengah dan atas.
  • Subsystem       : 
  1. Fasilitas komunikasi elektronik, E-mail, Komputer, word processing. 
  2. Memiliki kemampuan analisis data misalnya spredsheet, query language. 
  3. Memiliki organizing tools, misalnya electronic calendaring.

  • Karakteristik   :             
  1. Dibuat untuk individual executive users
  2. Mengestrack menyaring menyingkat dan melacak “critical data”.
  3. Menyediakan online status access, mengakses dan menintegrasikan data internal maupun eksternal
  4. Bersifat user friendly, digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara.


ES (Expert System)
  • Pengertian       : Sebuah sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan ( menyerupai                                   intelegensia manusia) dengan kemampua menjelaskan alur penalaranya dalam                             mencapai suatu pemecahan tertentu.
  • Fungsi              : Menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membantu                                      pemecahan masalah.
  • Pemakai           : Orang yang hendak memecahkan masalah yang memerlukan kepakaran.
  • Subsistem        : 
  1. Subsistem pemerolehan pengetahuan (knowledge acquisition sub system).
  2. Basis pengetahuan, mesin inferensi, pengguna.
  3. Tampilan pengguna.
  4. Papan belakang (ruang kerja).
  5. Subsistem penjelasan.
  6. Sistem pengurai pengetahuan (knowledge refining system).

  • Karakteristik   :  
  1. Memiliki kemampuan belajar dan memahami masalah dari pengalaman.
  2. Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap situasi baru.
  3. Mampu menangani masalah yang kompleks.
  4. Memecahkan masalah dengan penalaran. 
  5. Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah.


OAS (Office Automation System)
  • Pengertian       : Penggunaan alat elektronik untuk memudahkan komunikasi formal dan                                       informal berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang – orang di                                   dalam dan di luat perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja,
  • Fungsi              : Menyediakan fasilitas untuk memproses dokumen maupun pesan sehingga                                  pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
  • Pemakai           : Staff maupun Manajer.
  • Susbistem        : 
  1. Pengolah kata
  2. Surat elektronik.
  3. Voice mail.
  4. Kalender elektronik
  5. Konferensi audio.
  6. Konferensi studio.
  7. Konferensi komputer.
  8. Transmisi faksimili.
  9. Video text.
  10. Pencitraan.
  11. Desktop publishing (DTP).

  • Karakteristik   : 
  1. Menghindari biaya dengan maksud komputer tidak dapat menggantikan pegawai saat ini tetapi setidaknya menunda penambahan pegawai yang diperlukan untuk menangani penambahan kerja. 
  2. Pemecahan masalah kelompok. 
  3. Melengkapi sehingga jika dikombinasikan dengan media tradisional akan memberikan sinergi.


GDSS ( Group Decision Support Systems)
  • Pengertian       : SPK kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi diantara para anggota                           dengan menyediakan lingkungan yang mendukung para pemgambil keputusan                           dengan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.
  • Fungsi             : Menyediakan komunikasi melalui sarana teknologi.
  • Pemakai          : Sejumlah orang yang bekerja dalam suatu kelompok.
  • Subsistem        : 
  1. Video Conference.
  2. Jadwal kerja group.
  3. Perangkat lunak manajemen.
  4. Ruang kolaborasi secara elektronik.


  • Karakteristik   : 
  1. Design yang khusus untuk mendukung komunikasi para individe dalam berpatisipasi
  2. Mudah digunakan, fleksibel, merekam segala keputusan yang diambil secara otomatis, komunikasi pararel.


Sumber

http://lintang.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.28
https://4jipurnomo.wordpress.com/computer-based-information-system-cbis/
http://yudhistira-kardin.blogspot.co.id/2015/10/penjelasan-tentang-office-automation.html
http://khusufi.blogspot.co.id/2016/03/gdss-group-decision-support-system.html

Senin, 22 Agustus 2016

Secercah Sepi

Ada dimana saat manusia sudah merasa lelah...
Bahkan dirinya tak butuh dukungan dari siapapun..
Dirinya hanya perlu "sendiri".
Tapi, apa kenyataan yang diterima ???
Diapun tak bisa mengendalikan dirinya saat angin hanyalah temanya saat itu...
Dia, sungguh letih...
Bagian terberat dari hidup ini, ketika kita tak pernah bisa mengetahui isi hati kita sendiri...
Seolah hati menolak logika...

Angin berbisik...
"Bagaimana jika seseorang tak pernah mengharapkan kehadiran kamu?"
"Bagaimana jika seseorang ingin kamu cepat pergi?"
"Mengapa kamu tidak pergi darinya sekarang?"
"Dia sudah ingin kamu pergi"
Katanya...

Aku pun menjawab, bagaimana aku pergi darinya...
Tanpa memikirkanya saja, hatiku sudah terkoyak.
Bagaimana aku pergi darinya, Dia selalu muncul di depanku, tanpa terduga.

Suatu dialog, bukan antara 2 insan...
Hanya karena sepi...

Senin, 18 Juli 2016

Dialog Manifestasi

Bosan ku menulis semua apa yang tertera pada dinding hati ku.
Apalagi air mata ini... Tak pernah puas untuk berhenti mengalir.
Ada apa lagi ... ?? 

CUKUP !!! Aku mohon, pergilah kamu.. dari fikiran ku.
Jangan sampai dinding baja dan jeruji ini berdiri sempurna dengan ada kamu di dalamnya!!
Hanya kamu, insan yang menunggu ku buatkan jeruji ini dan kamu menikmati bisik angin di dalamnya.

Kamu tersenyum kah ... ?????!!!
Kamu melihat aku seperti ini, seperti jiwa yang sudah tak ingin berdiri, kamu tertawa...
Kamu menikmatinya... bukan ???!!!

Tidak cukupkah kamu menghancurkan nya??
Tidak cukupkah kamu mengoyakan nya???
Apalagi yang ingin kamu lakukan terhadap jeruji ini ??????
Cukup, pergi... 

Tolong... setidaknya..
Jika kamu tidak ingin mencintaiku seperti kisah Romeo kepada Juliet
Jangan kamu jadikan aku pengharap cintamu...
Seperti kisah Barirah dan Mughits.. 

Minggu, 17 Juli 2016

Semi yang Patah

Hai... kamu yang selalu aku rindukan, di tiap musim berganti..
Tak terasa musim semi telah datang...
Dan rindu pun semakin bermekaran hari ini...
Rindu pun bahagia, bahagia menyambut seseorang yang sudah lama dinanti dalam hidupnya...
Matahari pun ikut berbahagia dengan rindu..
Bahkan langit mencium rindu dengan lembut...
Sampai langit dapat merasakan, rindu sakit...

Rindu sakit, yang dinanti tak kunjung datang... bahkan takkan pernah datang kembali...
Rindu yang selalu bahagia, kini jatuh terpungkur..

Ada apa dengan Rindu Semi ku ???

Ya... Dia pergi, rindu yang selalu berbisik doa untuknya kepada langit 
Kini, nama itu seperti hanya sebuah serpihan yang harus rindu buang...
Langit memeluk rindu ku erat - erat..
Sampai langit melepas pelukan nya ..
Lalu...

Rindu ku berganti menjadi
daun musim gugur.. 
Yang jatuh dengan pasrah, dan segera patah.

Salam rinduku.. Untuk yang kuharapkan telah pergi...

Jakarta, 17 Juli 2016


Senin, 11 Juli 2016

Setetes Hujan di Bulan July.

Entah malam itu terasa resah, aku pun terus berdoa untuk hati ini.
Ingin ku sampaikan rangkai kata kepadanya, tapi tak sanggup ku menahan pilu hati ini.

Sayang .... ?
Aku tak mengerti bagaimana rasanya, bagaimana ungkapkan rasa ini.
Rasa .... ?
Aku hanya ingin tak kehilangan, aku tak pernah ingin merasakanya "lagi"

Malam ini...
Malam yang nantinya akan menjadi kisah ku, seperti ingin ku hentikan saja waktu, agar tak pernah menjadi kisah... Hujan Datang.

Seolah langit tahu bagaimana hatiku sekarang.
Rintik yang seharusnya keluar dari bola mata ku, sudah tergantikan oleh langit yang gelap membiru.
Sinar bulan dengan gugusan bintang yang mengumpat.
Ingin ku memeluknya, menggenggam dengan lembut.
Tapi aku tau, tak bisa aku lakukan.
Maaf, sayang....

Hujan malam ini, terima kasih.

Jakarta, 10 July 2016


Minggu, 27 Desember 2015

Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah, Kerangka Karangan (TUGAS BULAN 3)


TUGAS BULAN 3















1. Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
2. Kerangka Karangan













Nama   : Erianti Anggraini
NPM   : 12113919
Kelas   : 3KA17





UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2015/2016








BAB I


PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Suatu Infomarsi tidak hanya di dapat pada berita maupun Koran. Suatu Karangan Tulis Ilmiah adalah salah satu tujuan untuk mendapatkan informasi dari pengujian dan penelitian sebuah tujuan tertentu. Karangan Tulis Ilmiah, dapat membantu seorang penulis berfikir lebih luas karena menjaminkan si penulis lebih konseptual dan terarah.
Dalam suatu Karangan Ilmiah, tentu saja terdapat struktur yang harus di aplikasikan agar suatu Karangan Ilmiah tidak keluar dari topik atau pembahasan yang dituju.
Salah satu nya adalah “Kerangka Karangan”, yang menunjukan pola suatu Karangan Ilmiah dapat ditulis dan menghasilkan suatu Karangan Ilmiah yang baik dan benar.

1.2.  Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat suatu Karangan Ilmiah dengan struktur dan Kerangka Karangan yang benar.

1.3.  Tujuan Penulisan
1.     Dapat membuat suatu Karangan Ilmiah dengan pola yang tersruktur
2.     Dapat mengetahui apa saja struktur – struktur tersebut.
3.     Mengetahui suatu tujuan dari pembuatan Karangan Ilmiah tanpa keluar dari tujuan pembuatan Karangan Ilmiah tersebut.




BAB II

PEMBAHASAN
PERENCANAAN PENULISAN KARANGAN ILMIAH

1.1  Pengertian Karangan Ilmiah / Karya Tulis Ilmiah
Karangan Ilmiah atau Karya Tulis Ilmiah merupakan hasil dari penulisan yang diambil dari pengamatan, pengujian, ataupun penelitian tertentu dan menjadi suatu bentuk semacam makalah, proposal, skripsi, dll. Suatu Karangan Ilmiah yang baik dan benar bersifat informatif.

1.2  Ciri – Ciri Karangan Ilmiah
·      Logis, yaitu segala keterangan yang disajikan dapat diterima akal sehat.
·      Sistematis, yaitu segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.
·      Objektif, yaitu disajikan apa adanya.
·      Tuntas, yaitu semua masalah dikupas secara terperinci dan lengkap.
·      Kebenaranya dapat diuji.
·      Berlaku umum bagi semua populasi.
·      Memakai bahasa yang baku sesuai kaidah bahasa.

1.3  Perencanaan Penulisan Ilmiah
A.    Pemilihan Topik
Pemilihan Topik merupakan hal terpenting dalam penulisan ilmiah, karena Pemilihan Topik menentukan batasan-batasan isi atau permasalahan yang akan dibahas selanjutnya. Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :


1)    Topik sebaiknya dicari yang sesuai dengan bidang karena masalah itu yang paling dikuasai.
2)    Cermati bagaimana isi dari tulisan-tulisan itu: gagasan, pengembangan dan pengorganisasian gagasan dan bahasa.
3)    Topik sebaiknya dicari yang sesuai dengan bidang karena masalah itu yang paling dikuasai.
4)    Topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji.
5)    Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit.
6)    Topik yang dikaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau berkaitan.

B.    Pembatasan Topik
Bagi penulis harus bisa membatasi topik yang akan dibuatnya. karena harus betul-betul yakin bahwa jenis topik yang dipilihnya cukup dan terbatas sebab ketika membuat jenis topik yang akan dibuatnya apakah sudah ada atau belum sehingga topik yang dibuatnya dapat terfokus.

C.   Pemilihan Judul
Dimana akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuag penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca, judul akan dianggap memiliki bobot dari sebuah hasil penelitian yang ditulis, tidak sembarang menggunakan nama judul penelitian bahkan merupakan gambaran jenis mutu tulisan yang akan dikerjakannya.

D.   Menentukan Tujuan Penulisan
Istilah menetapkan tujuan penulisan yaitu menyampaikan maksud dari gagasan penulisan atau penelitian yang akan di buat, sehingga pembaca dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari isi tersebut. sering kali penulis memberikan tujuan yang sangat luas sedangkan dalam pembuatan ada batasan jadi topik yang dibahas akan keluar dari apa yang sudah dibataskan.

E.    Menentukan Kerangka Karangan
Penulisan akan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan dibuatnya karangan ilmiah tersebut, Kerangka akan membuat supaya tidak melenceng terlalu jauh lagi sehingga kerangka merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu tulisan. Disusun dengan cara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur.
Fungsi dari kerangka karangan itu:
·      Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
·      Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan tulisan dalam sekilas pandang.
·      Memudahkan penulis menciptakan puncak klimaks yang berbeda-beda.
·      Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
·      Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangkan, penulis lebih mudah untuk mengembangkan apa yang ingin dijabarkan.

F.    Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Metode penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah merupakan suatu cara dengan pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang mengikuti aturan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1)    Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan.
“Langkah awal dalam penulisan ilmiah yaitu melakukan pengamatan atas objek yang diteliti dan menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti.”

2)    Menyusun hipotesis.
“Dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari objek penelitian.”
3)    Menyusun rancangan penelitian.
4)    Melaksanakan percobaab berdasarkan metode yang direncanakan.
“Kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk uji percobaan terkait penelitian yang dilakukan.”
5)    Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data.
6)    Menganalisis dan menginterprrestasikan data.
“Menjelaskan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan atau penelitian.”
7)    Merumuskan kesimpulan.
“Menarik kesimpulan dari semua proses percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterprestasian terhadap objek penelitian.”
8)    Melaporkan hasil penelitian.
“Merupakan proses yang telah menyusun sebuah karya tulis ilmiah yang akan memberikan manfaat bagi pembaca.”




KERANGKA KARANGAN

2.1 Definisi Kerangka Karangan
            Kerangka Karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

2.2 Manfaat Kerangka Karangan
Adapun manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :
A.   Mempermudah pembahasan tulisan.
B.    Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
C.    Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
D.   Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
E.    Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
F.    Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

2.3 Penyusunan Kerangka Karangan
            Pola Susunan Kerangka Karangan Menurut Para Ahli Bahasa Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur, biasanya dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan. Pola susunan yang paling utama adalah pola alamiah dan pola logis. Pola alamiah dan suatu kerangka karangan biasanya didasarkan atas urutan – urutan kejadian, atau urutan – urutan tempat atau ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.
A.  Pola Alamiah
Susunan atau Pola Alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka – karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau keempat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada.

1)    Urutan Waktu (Kronologis)
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Yang paling mudah dalam pola urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut urutan kejadiannya atau berdasarkan kronologinya; peristiwa yang satu mendahului yang lain, atau suatu peristiwa mengikuti peristiwa yang lain. Sering suatu peristiwa hanya akan menjadi penting bila dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Biasanya peristiwa yang pertama sama sekali tidak menarik perhatian, sampai rangkaian kejadian itu mengalami perkembangan.

Suatu corak lain dan urutan kronologis yang sering diper-gunakan dalam roman, novel, cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adaiah suatu variasi yang muiai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot-balik (flash¬back) sejak awal mula perkembangan hingga titik yang mene¬gangkan tadi. Uraian selanjutnya mencakup perkembangan sesudah apa yang dikemukakan daiam bagian pertama yaitu titik yang menegangkan tadi.

Urutan kronologis adaiah urutan yang paling umum, tetapi juga merupakan satu-satunya cara yang kurang menarik dan paling lemah. Sering, terutama daiam menjelaskan suatu proses, urutan ini merupakan cara yang esensial.

2)    Urutan Ruang (Spasial)
Urutan Ruang atau Urutan Spasial menjadi landasan yang paling penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan daiam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif. Pembaca akan mengikuti jalan pikiran penulis dengan teratur seandainya penulis muiai menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografis (dari timur ke barat, atau dari utara keselatan);deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut- turut hingga tingkat terakhir; observasi terhadap candi Borobudur dgpat dilakukan dari tingkat atau teras terbawah berturut-turut hingga teras teratas, dengan mengikuti arah jarum jam.

3)    Topik yang Ada
Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan daiam pola alamiah adaiah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut daiam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
Laporan keuangan selalu akan terdiri dari dua bagian yaitu pemasukan dan pengeluaran, dengan tidak mempersoalkan mana yang didahulukan dan mana yang diuraikan kemudian. Perserikatan Bangsa-Bangsa terdiri dari beberapa badan. Penulis boleh mengurutkan bagian-bagian itu tanpa implikasi bahwa yang diuraikan lebih dahulu itu merupakan bagian yang lebih penting dari bagian yang diuraikan kemudian.

B.  Pola Logis
Sering terdengar ucapan ’’Manusia adalah hewan yang berakal budi”. Berarti manusia mempunyai suatu kesanggupan lebih dari hewan- hewan lainnya yaitu sanggup menanggapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. la mencoba mencari hubungan-hubungan antara bermacam-macam peristiwa.
Kemampuan budinya itu tercermin pula dalam usaha menyusun suatu uraian sesuai dengan tanggapannya. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan atau umtan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Sebenarnya semua topik yang diurutkan dalam suatu hubungan yang logis itu bertolak dari topik-topik yang sudah ada. Namun topik yang sudah ada itu oleh penulis dicarikan hubungannya satu sama lain, diberikan tanggapan dan diberi ciri- ciri tertentu.

Macam-macam Urutan Logis yang dikenal adalah:

1)    Urutan Klimaks dan Anti Klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Bila posisi yang paling penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini disebut klimaks. Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian – bagian dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang paling rendah kepen- tingannya, bertingkat-tingkat naik hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian.
Urutan yang merupakan kebalikan dan klimaks adalah anti klimaks. Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur – angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau kepentingannya. Urutan ini hanya efektif kalau topik – topik yang dikemukakan itu berupa hal – hal yang konkret, misalnya: hirarki pemerintahan, hirarki jabatan, dan sebagainya.
Sebaliknya untuk menguraikan gagasan-gagasan yang abstrak maka urutan anti- klimaks akan menimbulkan kesulitan karena tidak menarik perhatian; kalau sesuatu yang penting telah dikemukakan maka hal-hal yang penting tidak akan menarik lagi.
Dasar dari urutan ini adalah bahwa orang tidak akan menaruh perhatian lagi terhadap hal-hal yang kurang penting seandainya hal yang paling penting sudah dikemukakan lebih dahulu. Kekecewaan orang terhadap anti – klimaks disebabkan oleh kegagalan menempatkan bagian yang paling penting atau yang paling tinggi pada tempat yang tepat.

2)    Urutan Kausal
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab. Pada pola yang pertama suatu masalah dianggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang dihadapi umat manusia pada umumnya.
Sebaliknya, bila suatu masalah dianggap sebagai akibat, yang dilanjutkan dengan perincian – perincian yang berusaha mencari sebab – sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka urutannya merupakan akibat – sebab. Mengapa seorang ditangkap?
Karena melakukan korupsi. Jadi persoalan pertama yang dikemukakan adalah peristiwa penangkapan itu sendiri yang dianggap sebagai akibat, kemudian penulis berusaha mencari sebab – sebabnya yang dikemukakan dalam tindakan korupsi. Cara ini merupakan cara yang paiing umum.

3)    Unitan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah te;ientu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, kedua, analisa mengenai sebab-sebab atau akibat- akibat dari persoalan, dan akhirnya aiternatif-alternatif untukjalan keluardari masalah yang dihadapi tersebut.
Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut secara tuntas, penulis harus benar-benar menemukan semua sebab baikyang langsung maupun yang tidak langsung bertalian dengan masalahr tadi. Setiap masalah hanya bisa dikatakan masalah kalau akibat-akibatyang ditimbulkan telah mencapai titik kritis.
Sebab itu untuk memecahkan masalah tersebut tidak bisa hanya terbatas pada penemuan sebab-sebab, tetapi juga harus menemukan semua akibat baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak.
Sebuah panitia yang dibentuk untuk mengatasi masalah bencana alam yang terjadi karena banjir yang melanda suatu daerah, tidak akan berhasil kalau ia hanya bertugas untuk mengumpulkan bahan makanan atau pakaian bagi yang ditimpa musibah. la harus menganalisa mengapa sampai terjadi banjir, di samping menemukan aklbat-akibat yang terjadi.
Dengan mengemukakan aiternatif-alternatif untuk mengatasi banjir di kemudian hail, dan menyarankan cara-cara untuk menanggulangi akibat-akibat yang telah dan akan terjadi, diharapkan masalah itu dapatdiatasi secara tuntas.

4)    Urutan Umum – Khusus
Urutan umum-khusus terdiri dari dua corak yaitu dan umum ke khusus, atau dari khusus ke umum.
Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama-tama mernperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau yang paling umum, kemudian menelusuri kelompok-kelompok khusus atau kecil. Pertama-tama penulis menguraikan misalnya bangsa Indonesia secara keseluruhan, kemudian turun kepada hal-hal yang lebih khusus kepada suku-suku bangsa yang membentuk bangsa Indonesia seperti: suku Batak, Aceh, Sunda, Melayu, Jawa, dsb. Dari uraian yang bersifat khusus tadi, penulis bisa melangkah kepada hal yang lebih khusus lagi, yaitu perincian dari tiap suku bangsa tadi.
Urutan khusus-umum menjpakan kebalikan dari uraian di atas. Penulis mulai uraiannya mengenai hal-hal yang khusus kemudian meningkat kepada hal-hal yang umum yang mencakup hal-hal yang khusus tadi, atau mulai membicarakan individu-individu kemudian kelompok-kelompok.
Urutan ini merupakan salah satu urutan yang paling lazim dalam corak berpikirmanusia. Dalam mengadakan pengelompokan-pengelompokan terhadap dunia hewan, maka ahli-ahli mulai meneliti hewan-hewan secara individual, kemudian menggabungkannya menjadi keluarga, species, dan sebagainya.
Urutan umum – khusus dapat mengandung implikasi bahwa hal yang umum sudah diketahui penulis, sedangkan tugasnya selanjutnya adalah mengadakan identifikasi sejauh mana hal-hal yang khusus mengikuti pola umum tadi. Sebaliknya urutan khusus – umum dapat mengandung implikasi bahwa hal khusus maupun umum sama sekali belum diketahui.
Hanya untuk menemukan suaiu kaidah yang umum perlu diselidiki terlebih dahulu hal-hal yang khusus secara saksama.
Urutan umum-khusus ini sebenamya dapat mencakup pula urutan sebab-akibat, klimaks, pemecahan masalah. Atau dapat pula mengambil bentuk klasifikasi, atau ilustrasi. Dalam ilustrasi mula-mula dikemukakan suatu pernyataan yang umum, kemudian diajukan penjelasan-penjelasan dan bila perlu dikemukakan ilustrasi-ilustrasi yang dapat berbentuk contoh, atau perbandingan dan pertentangan.

5)    Urutan Familiaritas
Urutan Familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal. Secara logis memang agak ganjil jika pengarang mulai menguraikan sesuatu yang tidak dikenalnya, atau yang tidak dikenal pembaca.
Bila pembaca tidak memahami persoalannya sejak permulaan, maka ia tidak akan melanjutkan pembacaannya. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya diterapkan dengan mempergunakan analogi. Mula-mula diuraikan hal yang telah diketahui, kemudian diuraikan hal yang akan diperkenalkan dengan menunjukkan kesamaan-kesamaan dengan hal yang pertama tadi.
Seorang penulis diminta untuk membuat suatu uraian mengenai video-fon. Banyak orang yang belum mengetahui alat macam mana video-fon itu, dan bagaimana kerjanya. Namun ada sejumlah barang yang dikenal yang termasuk dalam keluarga ini.
Untuk itu penulis mengemukakan hal-hal yang paling dikenal (familiar) dan berangsur-angsur semakin kurang dikenal hingga akhirnya mengemukakan alat tadi. Penulis menjelaskan bagaimana kerjanya sebuah alat telegraf, radio, telefon, radio- telefoni, teievisi, dan akhirnya video-fon.
Bila telegraf hanya bekerja sepihak, maka telefon bekerja timbal-balik. Bila radio bekerja hanya sepihak, maka radio-telefoni bekerja timbal-balik. Demikian pula bila teievisi bekerja hanya searah, maka video-fon bekerja dua arah timbal-balik. Pembaca akan menerima dengan niudah uraian mengenai video-fon, karena beberapa alat yang sudah familiar.

6)    Urutan Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal yang sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para pembaca.
Sebab itu sebelum menguraikan gagas- an-gagasan yang mungkin ditolak oleh pembaca, penulis harus mengemukakan gagasan-gagasan yang kiranya dapat diterima oleh pembaca dan sekaligus gagasan-gagasan itu menjadi landasan pula bagi gagasan yang mungkin akan ditolak itu.
Dalam diskusi tentang penghapusan penjajahan di muka bumi ini, seorang kolonial tidak akan menerima desakan untuk meninggalkan daerah jajahannya.
Penulis harus mulai membica- rakan prinsip-prinsip yang diterima oleh tokoh kolonial tadi. Prinsip- prinsipyang kiranya dapat diterima oleh siapa pun adalah: manusia pada dasarnya dilahirkan bebas, sebab itu setiap orang berhak untuk menentukan nasibnya sendiri, mengatur rumah-tangganya sendiri.
Bila prinsip ini diterima, penulis boleh melangkah lebih jauh bahwa dengan demikian tiap orang bebas pula mengadakan kumpulan-kumpulan untuk mengatur kepentingan mereka bersama.
Kumpulan-kumpulan ini dalam bentuk besarnya dapat berupa suku atau bangsa. Sebab itu setiap kelompok, suku atau bangsa juga mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya untuk mengatur rumah-tangganya, bebas menentukan nasibnya dan sebagainya. Kalau prinsip di atas diterima, maka hal yang khusus, yaitu masalah penjajahan yang merampas kebebasan suatu kelompok itu, harus pula dilenyapkan dari muka bumi ini.
Suatu hal yang perlu ditegaskan di sini sebelum melangkah kepada persoalan yang lain, adalah bahwa tidak ada keharusan untuk mempergunakan pola kerangka karangan yang sama dalam seluruh karangan. Konsistensi harus terletak dalam tingkatan serta satuan yang sama.
Misalnya bila pada topik-topik utama telah dipergunakan urutan waktu kronologis), maka pengarang harus meniaga agar hanya topik-topik yang mengandung urutan waktu saja yang dapat disajikan dalam topik utamanya. Satuan-satuan topik bawahan dapat mempergunakan urutan lain sesuai dengan kebutuhannya.



BAB III

KESIMPULAN


Dengan adanya struktur Karangan Ilmiah, ternyata sangat membantu si penulis dalam menulis Karangan Ilmiah tersebut tanpa keluar dari tujuan penulisan tersebut. Diawali dengan adanya perencanaan penulisan karangan ilmiah yang diawali dengan pemilihan topic dan menentukan pembatasan topik, lalu diikuti dengan pemilihan judul dan menetapkan tujuan penulisan. Lalu menetapkan Kerangka Tulisan, dan yang terakhir langkah – langkah penulisan ilmiah, bisa diawali dengan observasi di suatu tempat bahkan peneliatian sendiri.
Nah, dengan adanya perencaan karangan ilmiah tersebut, Kerangka Karangan pun harus diperhatikan karena memiliki fungsi – fungsi yaitu memudahkan si penulis mendapatkan materi tambahan, mengarahkan si penulis agar tidak keluar dari tujuan topik, dan lain – lain. Tanpa adanya Kerangka Karangan, suatu Karangan Ilmiah akan menjadi tidak beraturan karena tidak memiliki struktur – struktur dan tujuan yang jelas dalam suatu Karangan Ilmiah.






DAFTAR PUSTAKA