TUGAS 6
“PROSES ORGANISASI”
· Proses Mempengaruhi
Segala sesuatu
memerlukan proses, termasuk proses untuk mencapai tujuan pribadi maupun
kelompok dalam organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi baik pemimpin
maupun anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Pemimpin dan anggota
berhubungan timbal balik dan kinerjanya akan saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan organisasi. Pengaruh adalah kegiatan yang secara langsung atau tidak
langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau
kelompok. Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu:
a)
Orang yang mempengaruhi.
b)
Metode yang mempengaruhi.
c)
Orang yang dipegaruhi.
Memang dalam
organisasi tugas pemimpin adalah mempengaruhi anggota yang dipimpinnya tersebut
agar bertindak baik untuk mencapai visi dan misi dalam organisasi. Tetapi
perilaku anggota organisasi juga dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan dari
pemimpin. Proses saling mempengaruhi memiliki metode yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
ü Kekuatan Fisik, metode ini dilakukan
menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu
maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
ü Penggunaan Sanksi, metode ini dilakukan
dengan memberikan sanksi kepada individu
maupun kelompok,
sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
ü Keahlian, metode ini dilakukan dengan
keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi
individu maupun kelompok.
ü Kharisma (Daya Tarik), pada metode ini
seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena
orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi
maupun keahlian.
Pengaruh dapat
terjadi antar perorangan artinya seseorang mempengaruhi seseorang yang lainnya,
kelompok dengan seseorang dan seseorang dengan kelompok.
Hubungan antara
kekuasaan dan pengaruh diantaranya dikemukakan oleh Analisis French-Raven
intinya adalah sebagai berikut:
Mereka mendifiniskan
kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan
psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam
organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini
adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh
merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan).
· Proses
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara
bersama – sama. Keputusan terdiri dari :
ü
Keputusan Strategis, yaitu keputusan yang dibuat
oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
ü
Keputusan Taktis, keputusan yang diambil oleh
manajement menengah.
ü
Keputusan Operasional, keputusan yang dibuat
oleh manajemen bawah.
Pengambilan
keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai
alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan
masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A.
Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah
utama, yaitu:
ü
Kegiatan Intelijen, menyangkut pencarian
berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
ü
Kegiatan Desain, tahap ini menyangkut pembuatan
pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin
dilakukan.
ü
Kegiatan Pemilihan, pemilihan serangkaian
kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut
Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
ü
Proses pencarian/penemuan tujuan
ü
Formulasi tujuan
ü
Pemilihan Alternatif
ü
Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan
konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING
ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
ü
Identifikasi dan Diagnosa masalah
ü
Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
ü
Pengembangan dan Evaluasi alternative
alternative
ü
Pemilihan Alternatif terbaik
ü
Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap
hasil-hasil
Proses pengambilan
keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang
untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih
pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara
organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ada
beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule
Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini
seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan
militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau
pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan
rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya.
Namun demikian, jika metode
pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, daripada keputusan
yang diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli
(Expert Opinion)
Kadang-kadang seorang anggota
organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (Expert), sehingga
memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode
pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota
organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan
orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat
sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli
(Superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang
memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak
sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya,
menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan
yang rumit.
3. Kewenangan
Setelah Diskusi (Authority Rule After Discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan
keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama.
Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau
opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan
kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek
kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha
menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat
anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun
perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini
juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untuk
mempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota
organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan,
berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan
(Consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan
terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang
diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni
partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang
paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih
lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat.
Keempat metode
pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik
dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih
unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling
efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada
faktor-faktor:
ü
Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan.
ü
Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil
oleh kelompok.
ü
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Model-model Pengambilan Keputusan
a. Model
Perilaku Pengambilan keputusan
ü
Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan
keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan
maksimum.
ü
Model Manusia Administrasi, dikemukan oleh
Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi
tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
ü
Model Manusia Mobicentrik, dikemukakan oleh
Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu
bergerak bebas mengambil keputusan.
ü
Model Manusia Organisasi, dikemukakan oleh W.F.
Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam
pengambilan keputusan.
ü
Model Pengusaha Baru, dikemukakan oleh Wright
Mills menekankan pada sifat kompetitif.
ü
Model Sosial, dikemukakan oleh Freud Veblen
dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b. Model
Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
ü
Model Preskriptif, pemberian resep perbaikan,
model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
ü
Model Deskriptif. Model ini menerangkan bagaimana
kelompok mengambil keputusan tertentu.
ü
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang
ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping
model-model diatas (ModeL linier) terdapat pula model Spiraldimana satu anggota
mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju
kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
a) Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan
·
Teknik Kreatif
ü
Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas
maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk
melontarkan ide-idenya.
ü
Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat
dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output)
kreatif individual dan kelompok
·
Teknik Partisipatif, Individu individu atau
kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
·
Teknik Modern
ü
Teknik Delphi
ü
Teknik Kelompok Nominal
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar