MDGs 2025
Pada September 2000, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Millennium Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) sebanyak 189 Negara sepakat untuk
mengadopsi Deklarasi Milenium yang kemudian dijabarkan dalam kerangka praktis.
Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals/MDGs). MDGs yang
menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus, memiliki tenggat waktu (2015)
dan indikator kemajuan yang terukur.
Saat ini, tersisa waktu sekitar 5 tahun bagi negara berkembang
anggota PBB, untuk menyelesaikan dan mengupayakan pencapaian 8 tujuan
Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals/MDGs) – terkait
pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender,
perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi penyakit menular,
pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama global. MDGs yang didasarkan pada
konsesnsus dan kemitraan global ini, juga menekankan kewajiban negara maju
untuk mendukung penuh upaya tersebut.
Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs adalah mencerminkan
komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan
kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena itu, MDGs
merupakan acuan penting dalam penyusunan Dokumen Perencanan Pembangunan
Nasional. Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2005 – 2009 dan 2010 – 2014), Rencana
Pembangunan Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(APBN).
§ Prioritas Pembangunan Nasional
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, dengan
memperhatikan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang, dan dengan
memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, maka Visi Pembangunan
Nasional tahun 2005 – 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil dan
makmur.
Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan melalui delapan Misi Pembangunan
Nasional sebagai berikut :
1.
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
2.
Mewujudkan bangsa yang berdaya – saing.
3.
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4.
Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5.
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6.
Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
7.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dan,
8.
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.
Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan
secara bertahap dalam periode lima tahunan yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) . Tahapan Pembangunan 5 Tahunan tersebut
secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.
RJPM ke – 1 (2005 – 2009) diarahkan untuk menata kembali dan
membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia
yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan
rakyatnya meningkat.
2.
RJPM ke – 2 (2010 – 2014) ditujukan untuk lebih memantapkan
penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek
serta penguatan daya saing perekonomian.
3.
RPJM ke – 3 (2015 – 2019) ditujukan untuk lebih memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian
daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat.
4.
RPJM ke – 4 (2020 – 2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan
di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh
SDM berkualitas dan berdaya asing.
Dengan
memperhatikan tahapan pembangunan periode lima tahunan tersebut diatas, pada
saat ini pembangunan nasional telah sampai pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM ke – 2) tahun 2010 – 2014. Visi Pembangunan Nasional tahun 2010
– 2014 adalah sebagai berikut : Terwujudnya Indonesia yang sejahtera,
demokratis, dan berkeadilan. Visi ini dijabarkan melalui tiga Misi Pembangunan
Nasional yaitu : (1) Melanjutkan Pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera,
(2) memperkuat pilar – pilar demokrasi, (3) memperkuat dimensi keadilan di
semua bidang.
Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2010 – 2014 dirumuskan dan
dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas nasional
sebagai berikut :
(1) Reformasi
Birokrasi dan Tata Kelola
(2)
Pendidikan
(3)
Kesehatan
(4)
Penanggulangan Kemiskinan
(5)
Ketahanan Pangan
(6)
Infrastruktur
(7) Iklim
Investasi dan Usaha
(8)
Energy
(9)
Lingkungan Hidup dan Bencana
(10)
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pascakonflik
(11)
Kebuadayaan, Kreativits, dan Inovasi Teknologi.
Disamping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk
mewujudkan Visi dan Misi Pembanguna Nasional juga melalui pencapaian prioritas
nasional lainnya di bidang politik, hukum, dan keamanan, dibidang perekonomian,
dan bidang kesejahteraan rakyat.
§ Pembangunan Indonesia Pascakrisis Global dan Capaian Target MDGs
Dalam lima tahun terakhir, di tengah kondisi negara yang
belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1997 / 1998, Indonesia
menghadapi tantangan global yang tidak ringan. Beberapa diantaranya yang
terpenting adalah gejolak harga minyak, harga pangan, perubahan iklim global
serta (kembali) terjadinya krisis keuangan global 2007 / 2008. Krisis ekonomi
global telah berpengaruh pula terhadap kinerja perekonomian dalam negeri.
Tingkat pertumbuhan menurun menjadi sekitar 4 – 5 %, dibandingkan dengan
pertumbuhan sebelum krisis yang sebesar 5 – 6 %. Kenaikan harga pangan yang
menjadi pengeluaran rumah tangga terbesar di kelompok masyarakat menengah bawah
dan miskin semakin menimbulkan beban.
Perubahan iklim yang ekstrem telah meningkatkan curah hujan tinggi, berdampak
pada kegagalan pertanian dan kerusakan aset masyarakat. Dalam lingkungan global
yang kurang menguntungkan tersebut Indonesia secara bertahap terus menata dan
membangun di segala bidang.
Berbagai krisis dan tantangan global tersebut, memberikan
pelajaran bahwa globalisasi yang memiliki dua sisi berbeda berupa peluang dan
tantangan, harus dihadapi oleh sebuah bangsa dalam kesiapan penuh di segala
bidang.
Pertumbuhan ekonomi yang positif serta penguatan institusi
demokrasi selama sepuluh tahun terakhir, pada gilirannya memperkut posisi
bangsa untuk mempercepat pencapaian MDGs. Saat ini Indonesia adalah bangsa
demokratis berpenduduk ketiga terbesar di dunia. Indonesia telah mampu
memperbaiki status ekonominya menjadi negara berpendapatan menengah. Bangsa
Indonesia juga telah bekerja secara konsisten selama dekade terakhir untuk
mencapai target – target MDGs. Meskipun
masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembangunan di Indonesia, pemerintah tetap bertekad untuk memenuhi komitmen
pencapaian target dan sasaran MDGs tepat waktu.
Alokasi dana dalam anggaran nasional dan daerah sebagai
upaya mendukung pencapaian tujuan pembangunan millennium di Indonesia telah
meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat
pencapaian tujuan – tujuan nasional tersebut. Menetapkan sasaran terukur yang
berkaitan dengan MDGs yang dapat dimonitor dan dievaluasi kemajuannya telah
terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Pada
gilirannya, evaluasi kemajuan kinerja pencapaian MDGs tersebut berguna dalam
menyesuaikan perencanaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat
miskin dan kelompok rentan.
Dengan
memperhatikan kecenderungan dan capaian target – target MDGs, pencapaian MDGs
sampai saat ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori pencapaian MDGs,
meliputi :
(a) Target
yang telah dicapai;
(b) Target
yang telah menunjukkan kemajuan signifikan;
(c) Target
yang masih memerlukan upaya keras untuk pencapaiannya.
Target
MDGs yang telah dicapai, mencakup :
· MDG 1 – Tingkat kemiskinan ekstrem, yaitu proporsi penduduk yang hidup
dengan pendapatan per kapita kurang dari USD 1 per hari, telah menurun dari
20,6 persen pada tahun 1990 menjadi 5,9 persen pada tahun 2008.
· MDG 3 – target untuk kesetaraan
gender dalam semua jenis dan pendidikan diperkirakan akan tercapai. Rasio APM
perempuan terhadap laki – laki di SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B berturut –
turut sebesar 99,73 persen dari 101,99 persen pada tahun 2009, dan rasio melek
huruf terhadap laki – laki pada kelompok usia 15 – 24 tahun telah mencapai
99,85 persen.
· MDG 6 – Terjadi peningkatan penemuan
kasus tuberkolosis dari 20,0 persen pada tahun 2000 menjadi 73,1 persen pada
tahun 2009, dari target 70,0 persen dan penurunan prevalensi tuberkolosis dari
443 kasus pada 1990 menjadi 244 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2009.
Target
MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan mencakup :
· MDG 1 – Prevalensi balita
kekurangan gizi telah berkurang hampir setengahnya, dari 31 persen pada tahun
1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007. Target 2015 sebesar 15,5 persen
diperkirakan akan tercapai.
· MDG 2 – Angka partisipasi murni
untuk pendidikan dasar mendekati 100 persen dan tingkat melek huruf penduduk
melebihi 99,47 persen pada 2009.
· MDG 3 – Rasio APM perempuan
terhadap laki – laki di SM/MA/Paket C dan pendidikan tinggi pada tahun 2009
adalah 96,16 dan 102,95. Dengan demikian maka target 2015 sebesar 100
diperkirakan akan tercapai.
· MDG 4 – Angka kematian balita telah
menurun dari 97 per 1.000 kelahiran pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000
kelahiran pada tahun 2007 dan diperkirakan target 32 per 1.000 kelahiran pada
tahun 2015 dapat tercapai.
· MDG 8 – Indonesia telah berhasil
mengembangkan perdagangan serta sistem keuangan yang terbuka, berdasarkan
aturan, bisa diprediksi dan non – diskriminatif – terbukti dengan adanya
kecenderungan positif dalam indikator yang berhubungan dengan perdagangan dan
sistem perbankan nasional. Pada saat yang sama, kemajuan signifikan telah
dicapai dalam mengurangi rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dari 24,6
persen pada 1996 menjadi 10,9 persen pada 2009. Debt Service Ratio juga telah
dikurangi dari 51 persen pada tahun 1996 menjadi 22 persen pada tahun 2009.
Target
MGDs yang telah menunjukkan kecenderungan pencapaian yang baik namun masih
memerlukan kerja keras untuk pencapaian target pada tahun 2015, mencakup :
· MDG 1 – indonesia telah menaikkan
ukuran untuk target pengurangan kemiskinan dan akan memberikan perhatian khusus
untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang diukur terhadap garis kemiskinan
nasional dari 13,33 persen (2010) menjadi 8 – 10 persen pada tahun 2014.
· MDG 5 – Angka kematian ibu menurun
dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007. Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup.
· MDG 6 – Jumlah penderita HIV/AIDS
meningkat, khususnya di antara kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik
dan pekerja seks. Tingkat kenaikan juga sangat tinggi di beberapa daerah di
mana kesadaran tentang penyakit ini rendah.
· MDG 7 – Indonesia memiliki tingkat
emisi gas rumah kaca yang tinggi, namun tetap berkomitmen untuk meningkatkan
tutupan hutan, menghilangkan pembalakan liar dan mengimplementasikan kerangka
kerja kebijakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida paling sedikit 26 persen
selama 20 tahun ke depan. Saat ini hanya 47,73 persen rumah tangga yang
memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan 51,19 prsen yang
memiliki akses sanitasi yang layak. Diperlukan perhatian khusus, untuk mencapai
target MDG tahun 2015.
Negara – negara maju yang tergabung dalam OECD (Organization
of Economic and Cooperation Development) mengakui dan mengapresiasi kemajuan
pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia bersama Cina, India, Brazil,
dan Afrika Selatan diundang untuk masuk dalam kelompok ‘enhanced engagement
countries’ atau negara yang makin ditingkatkan keterlibatannya dengan negara –
negara maju. Indonesia juga sejak tahun 2008 tergabung dalam kelompok Group –
20 atau G – 20, yaitu dua puluh negara yang menguasai 85 persen Pedapatan
Domestik Bruto (PDB) dunia, yang memiliki peranan sangat penting dan menentukan
dalam membentuk kebijakan ekonomi global.
PERAN IT
Peran Teknologi Informasi dalam kehidupan sehari-hari
sangat penting. Karena perkembangan teknologi sudah semakin pesat sehingga
kebutuhan manusia akan teknologi juga semakin banyak. Salah satu saat ini yang
memanfaatkan teknologi informasi adalah perusahaan.
PERAN IT DALAM MENGHADAPI MDGs 2025
(Pendapat Saya)
MDGs yang kita tau adalah bentukan PBB untuk mengurangi
tingkat kemiskinan di Negara-negara seperti Indonesia saat ini. Dalam MDGs ini,
ternyata diharapkanya peran IT untuk membangun dan melancarkan proses MDGs ini.
Peran IT ini sangat dibutuhkan dan menurut saya, Pemerintah
bisa mengeluarkan biaya-biaya nya untuk masyarakat pra-Sejatera agar masyarakat
ini bisa menikmati adanya IT yang berkembang sekarang di Indonesia. Seperti
Komputer; Handphone; dan lain-lain, sangat diharapkan masyarakat pra-Sejatera
untuk bisa mengenal lebih dekat teknologi-teknologi tersebut.
Seperti yang sudah saya singgung di blog sebelumnya tentang
“MEA 2015” untuk membantu mengurangi tingkat pengangguran sangat dibutuhkan
peran Pemerintah seperti Pendidikan untuk anak-anak kurang mampu. Apalagi
guru-guru sekarang sudah memakai system email, system menggunakan teknologi untuk
tugas atau pekerjaan apapun untuk murid-murid nya, dan disitulah anak-anak
kurang mampu ini bisa menikmati teknologi tersebut secara tidak langsung. Jadi
MDGs ini sangatlah berhubungan dengan MEA 2015 tahun ini, walaupun dengan
tujuan berbeda tetapi proses perwujud-tan nya hampir sama.
Dengan adanya pendidikan gratis dan anak-anak pra-Sejatera
ini bisa memanfaatkanya dengan baik, dan diterima baik di dunia pekerjaan, maka
Tingkat Kemiskinan bisa sangat berkurang di Indonesia ini.
Di dunia kesehatan pun, dengan adanya sekarang ada alat
mendeteksi kehamilan seorang ibu bisa memudahkan para dokter untuk mengetahui
kondisi bayi yang di dalam kandungan dan bisa mengetahui kesehatan janin tersebut
secara bertahap. Tetapi, janganlah dilupakan untuk ibu-ibu pra-Sejatera yang
belum bisa menikmati fasilitas IT tersebut, butuh kebijakan Pemerintah untuk
menghadapi masalah ini, seperti keringanan biaya dan tidak menundakan
pemeriksaan janin ini sampai proses kelahiran bayi tersebut karena kurangnya
biaya yang dimiliki oleh ibu hamil pra-Sejatera tersebut. Kebijakan Pemerintah
sangat diharapkan, sangat. Dengan adanya Kebijakan Pemerintah tersebut, para
ibu pra-Sejatera dapat melahirkan bayi yang sehat dan memunculkan generasi baru
yang bisa sukses di Indonesia ini dengan apa yang terjadi di Indonesia
sekarang.
SUMBER :
> http://kesehatanlingkungan-indonesia.blogspot.com/2013/04/target-mdgs-indonesia.html
> http://danniish.blogspot.com/2013/05/peranan-teknologi-informasi.html